Penelusuran Miskonsepsi Tentang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 10 Kota Bengkulu

Astorina, Anita and Fachruddin , Fachruddin and Wahyu , Widiastuti (2009) Penelusuran Miskonsepsi Tentang Prisma dan Limas pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 10 Kota Bengkulu. Undergraduated thesis, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIB.

[img] Text
ANITA ASTORINA-2.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan penyebab miskonsepsi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 10 Kota Bengkulu terhadap materi tentang bangun ruang prisma dan limas berpandu pada teori Van Hiele. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA sebanyak 7 siswa yang dipilih berdasarkan kesalahan terbanyak yang dilakukan sebagian subjek dilihat dari hasil tes diagnostik miskonsepsi terhadap prisma dan limas buatan peneliti. Ketujuh subjek masing- masing memilki tingkat kesalahan sebanyak 16 soal, 3 siswa mewakili kesalahan 15 soal dan 3 siswa mewakili kesalahan sebanyak 14 soal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Teknik validasi data dengan menggunakan triangulasi. Data dianalisis melalui tiga tahap yaitu : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah dilakukan analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1). Bentuk miskonsepsinya, sebagian besar siswa adalah;(a) Sebagian besar siswa miskonsepsi dalam menentukan suatu bangun ruang yang digolongkan sebagai contoh atau non-contoh prisma jika posisinya ditidurkan. (b) Siswa kesulitan mengenal contoh dan non-contoh bangun limas dari kumpulan bangun-bangun ruang lainnya. (c) Siswa miskonsepsi pada konsep kesejajaran. Siswa menganggap garis sejajar adalah garis-garis yang berhadapan tidak peduli ia akan bertemu pada satu titik atau tidak, yang penting berhadapan. (d) Siswa miskonsepsi pada konsep pada konsep garis tinggi pada limas segiempat, hampir semua siswa menjawab bahwa sebuah limas yang ditidurkan tidak mempunyai garis tinggi. Siswa menganggap garis tinggi posisinya harus vertikal. (e) Siswa miskonsepsi pada konsep membedakan contoh dan non-contoh bangun ruang dan bangun datar. Siswa menamai bangun ruang prisma trapesium dengan nama bangun datar trapesium, menamai bangun prisma segiempat/kubus dengan nama persegi/persegi empat, menamai sisi samping limas segiempat dengan nama persegi tiga. Siswa juga miskonsepsi dalam menghitung jumlah bangun datar yang menyusun bangun ruang tersebut. Penyebab miskonsepsinya, adalah: (a) Sebagian besar siswa lebih mengenal prisma sebagai bangun ruang yang memilki alas dan atas, ketimbang bangun ruang yang dibatasi oleh 2 buah bidang yang bentuk dan ukurannya sama (kongruen) dan sejajar. Jika posisinya ditidurkan siswa kesulitan menentukan yang mana sisi alas dan sisi atasnya. (b)Minimnya konsepsi siswa perihal contoh dan non-contoh bangun limas. (c) Minimnya pengetahuan siswa perihal contoh dan non-contoh garis sejajar. (d) Siswa kesulitan menafsirkan makna istilah kata tinggi dan karena persepsi visual siswa. (e) Kurangnya kemampuan siswa dalam memandang ruang, dilihat dari kemampuan siswa dalam menyebutkan nama-nama bangun ruang, menyebutkan unsur-unsurnya, dan menggambar/mengenal jaring-jaring bangun ruang.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Divisions: Faculty of Education > Department of Mathematics Education
Depositing User: 014 Abd. Rachman Rangkuti
Date Deposited: 06 Dec 2013 14:51
Last Modified: 06 Dec 2013 19:25
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3695

Actions (login required)

View Item View Item