PERTUMBUHAN AGEN ANTAGONIS PADA MEDIUM KOMPOS SERBUK KAYU AKASIA DAN DAYA ANTAGONISNYA TERHADAP PATOGEN BUSUK AKAR PUTIH

Ivani, Reni and Mucharromah, Mucharromah and Hartal , Hartal (2007) PERTUMBUHAN AGEN ANTAGONIS PADA MEDIUM KOMPOS SERBUK KAYU AKASIA DAN DAYA ANTAGONISNYA TERHADAP PATOGEN BUSUK AKAR PUTIH. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.

[img] Text
I,II,III-REN-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (228kB)
[img] Text
IV,V-REN-FP.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (288kB)

Abstract

Tanaman akasia (Acacia mangium Willd) merupakan salah satu tanaman penting yang dikembangkan sebagai Hutan Tanaman Industri (HTI). Sejak dikembangkan secaraluas dan monokultur A. mangium mulai menghadapi masalah serius. Salah satunya adalah penyakit akar Busuk Akar Putih (BAP) yang disebabkan oleh jamur busuk akar putih (identifikasi sementara Ganoderma australe). Patogen ini dapat mematikan tanaman secara total dan menyebabkan hasil. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan pengendalian, diantaranya dengan aplikasi agen antagonis yang sudah teruji dalam kompos sebagai media pembawa. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya tumbuh agen antagonis pada medium kompos serbuk kayu akasia dengan berbagai waktu inkubasi dan konsentrasi antagonis, dan mendapatkan kombinasi antara waktu inkubasi dan konsentrasi agen antagonis yang berpotensi paling tinggi untuk menekan pertumbuhan patogen busuk akar putih, serta mendapatkan daya hambat agen antagonis terhadap patogen BAP setelah direisolasi dari kompos. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli-November 2006 di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama terdiri dari isolat cendawan antagonis, yaitu: G = Gliocladium sp., T = Trichoderma sp., Tv = T. viride, dan M = kombinasi ketiga cendawan antagonis, Faktor kedua yaitu konsentrasi agen antagonis, terdiri dari: Po = kontrol (air steril), P 1 5 = 10 konidia/ml suspensi, P 2 5 = 3.10 konidia/ml suspensi, dan P 3 5 = 5.10 konidia/ml suspensi. Pengamatan meliputi perkembangan populasi agen antagonis dan nonagen antagonis pada kompos, uji potensi agen antagonis pada kompos akasia terhadap jamur penyebab BAP, dan daya hambatnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kompos akasia mampu mendukung pertumbuhan agen antagonis. Jenis agen antagonis tidak berbeda perkembangannya dalam kompos akasia dan meningkat dengan semakin lamanya waktu inkubasi. Pengaruh konsentrasi agen antagonis terhadap populasinya dalam kompos makin berbeda nyata dengan semakin lamanya waktu inkubasi. Hal ini terlihat dari meningkatnya populasi agen antagonis pada kompos di setiap waktu inkubasi dan konsentrasi yang berbeda. Peningkatan populasi agen antagonis yang diikuti dengan penurunan populasi nonagen antagonis, beberapa diantaranya kemungkinan berpotensi sebagai patogen. Uji potensi agen antagonis dari kompos akasia terhadap jamur penyebab BAP dalam media PDA menunjukkan bahwa setelah inkubasi 72 jam koloni agen antagonis mampu menghambat pertumbuhan isolat jamur penyebab BAP. Daya hambat cendawan antagonis terhadap patogen BAP adalah Trichoderma sp. 79.2 %., Trichoderma viride 83.8%, dan Gliocladium sp. 81.8 %, dengan mekamisme penghambatan kompetisi nutrisi dan ruang tumbuh, antibiosis dan hiperparasit.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Plant Pests and Diseases
Depositing User: 013 Rizky Septika Utami
Date Deposited: 08 Dec 2013 09:20
Last Modified: 08 Dec 2013 09:20
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3852

Actions (login required)

View Item View Item