FENOMENA PUNGUTAN LIAR DALAM KEGIATAN USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR MINGGU PAGI KOTA BENGKULU

Ependi, Ependi and Purwadi , Eka Tjahjono and Asep , Topan (2009) FENOMENA PUNGUTAN LIAR DALAM KEGIATAN USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR MINGGU PAGI KOTA BENGKULU. Undergraduated thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

[img] Text
SKRIPSI EPENDI FE-2.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (938kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latar belakang munculnya para preman yang melakukan aksi pungutan liar terhadap pedagang kaki lima (2) strategi preman dalam melakukan aksi pungutan liar (3) jaringan premanisme yang melakukan aksi pungutan liar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam melihat fenomena yang terjadi di lapangan digunakan paradigma fakta sosial (social fact) dan teori koflik sebagai pisau analisis data.Informan dipilih dengan menngunakan teknik snowball sampling serta data diperoleh dari observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan secara simultan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif Temuan lapangan mengindikasikan bahwa munculnya persoalan pungutan liar yang dilakukan oleh preman terhadap pedagang kaki lima di Pasar Minggu Pagi Kota Bengkulu, berawal dari pengaruh yang dimunculkan oleh kebijakan pemerintah kota tentang penggusuran kawasan Pasar Minggu untuk membangun Pasar Tradisional Modern (PTM). Pada saat itu pedagang tidak ada lagi tempat untuk berjualan, memilih menggelar barang dagangan di sekitar trotoar dan badan jalan umum. Namun, tindakan pedagang ini dinilai oleh pemerintah kota sebagai perilaku yang melanggar tata tertib kota, sehingga harus ditertibkan. Para pedagang pun tidak mampu berbuat banyak untuk mempertahankan tempat yang mereka pergunakan dari penertiban yang dilakukan oleh aparat Satpol PP. Kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh para preman untuk tetap mempertahankan lapak yang digunakan para pedagang dari penertiban yang dilakukan oleh aparat Satpol PP. Hingga akhirnya pedagang diwajibkan untuk memberikan pungutan yang diminta oleh preman sebagai cara untuk membalas jasa yang telah diberikannya. Dalam melakukan aksinya, para preman menggunakan cara-cara kekerasan, seperti; ancaman/intimidasi, menguberuber barang dagangan pedagang, menganiaya dan lain sebagainya terhadap pedagang yang tidak ingin membayar pungutan yang dimintanya. Tindak kekerasan yang dilakukan preman ini diarahkan sebagai “terapi kejut” sehingga pedagang menjadi taat atau patuh terhadap apa yang diinginkannya.Keberadaan para preman yang melakukan aksi pungutan liar terhadap pedagang kaki lima tidak bersifat independent (berdiri sendiri). Eksisnya para preman melakukan aksi pungutan liar tersebut, tidak terlepas dari dukungan yang diberikan oleh pejabat pasar dan aparat keamanan yang sengaja memanfaatkan para preman untuk melakukan aksinya dalam upaya mencapai tujuan-tujuan atau kepentingan yang dikehendakinya. Kondisi seperti inilah yang membuat para preman yang melakukan kegiatan pungutan liar terhdap pedagang kaki lima sangat sulit untuk diberantas.

Item Type: Thesis (Undergraduated)
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Faculty of Social & Politics Science > Department of Sociology
Depositing User: 012 Adek Adek
Date Deposited: 09 Dec 2013 23:25
Last Modified: 09 Dec 2013 23:25
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/3967

Actions (login required)

View Item View Item