Exsondri, Exsondri and S, Nur Muin and Kanang , S. Hindarto (2007) IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU RAWAN LONGSOR STUDI KASUS DI KAWASAN JALAN UTAMA YANG MENGHUBUNGKAN BENGKULU-CURUP. Undergraduated thesis, Fakultas Pertanian UNIB.
|
Text
IV,V-EXS-FP.pdf Download (309kB) | Preview |
|
Text
I,II,III-EXS-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (612kB) |
||
Text
IV,V-EXS-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (309kB) |
Abstract
Tanah longsor umumnya terjadi pada kawasan yang memiliki lereng yang curam. Aktifitas manusia seperti pemotongan tebing untuk pembangunan rumah dan pembuatan jalan dapat juga menjadi salah satu penyebab lereng semakin terjal. Pada poros jalan yang menghubungkan Bengkulu-Curup terjadi pemotongan tebing yang menambah terjalnya lereng di sisi jalan, akibatnya pada musim hujan sering terjadi longsor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ciri lokasi rawan longsor di kawasan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan poros jalan utama yang menghubungkan Bengkulu-Curup yang terletak di Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Benkulu Utara Propinsi Bengkulu, yang dimulai pada bulan Maret 2006 dan berakhir bulan Januari 2007. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan langsung pada lokasi yang pernah terjadi longsor, dengan variabel pengamatan yaitu kelerengan, kedalaman bidang luncur, tekstur, struktur, lapisan batuan, penutupan lahan, perakaran dan data curah hujan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ciri-ciri lokasi yang rawan longsor pada kawasan studi yaitu memiliki mempunyai kelerengan lebih dari 63 % dan kedalaman bidang luncur 1,9 m-6 m, mempunyai tekstur berlempung dan struktur yang remah serta adanya lapisan batuan, memiliki penutupan lahan hutan skunder dan semak serta kombinasi dari keduanya, dengan persentase penutupan lahan antara 45 % sampai 85 % yang memiliki persentase perakaran antara 50 % dan 75 %. Persentase penutupan lahan dan perakaran memberikan pengaruh yang negatif terhadap terjadinya longsor. Longsor kemungkinan terjadi pada bulan November sampai Mei. Pada bulanbulan ini perlu waspada terhadap bahaya longsor, agar longsor dapat dikurangi pelu dilakukan tindakan perbaikan vegetasi pada lereng yang terjal dan jangan menebangi pohon yang ada di lereng yang terjal.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Soil Science |
Depositing User: | 013 Rizky Septika Utami |
Date Deposited: | 03 Jan 2014 13:49 |
Last Modified: | 03 Jan 2014 13:49 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/6099 |
Actions (login required)
View Item |