Tilasari, Fani Marda and Tiaif, Syafrin and Suharto, Edi (2014) ANALISIS SUMBER MATA AIR DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH YANG DIGUNAKAN UNTUK AIR MINERAL ISI ULANG PROVINSI BENGKULU PADA TAHUN 2014. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
IV,V,LAMP,II-14-fan-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (14MB) |
|
Archive (Thesis)
I,II,III,II-14-fan-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (14MB) |
Abstract
Hutan dapat didefinisikan sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang didominasi oleh pohon-pohonan dengan luasan tertentu sehingga dapat membentuk iklim mikro dan kondisi ekologi tertentu (Suparmoko, 1997). Air merupakan produk penting dari hutan. Tanah di hutan merupakan busa raksasa yang mampu menahan air hutan sehingga air meresap perlahan-lahan ke dalam tanah. Tetapi bila pohon-pohon di hutan ditebang, maka tanah langsung terbuka sehingga bila turun hujan, air hujan langsung mengalir ke sungai dan menyebabkan erosi maupun banjir (Suparmoko, 1997). Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU 41, 1999). Fungsi hutan di antaranya ialah mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi, serta memelihara kesuburan tanah, menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor sehingga menunjang pembangunan ekonomi, melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik, memberikan keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk cagar alam, suaka margasatwa, taman perburuan, dan taman wisata, serta sebagai laboratorium untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, dan pariwisata. Terlepas dari fungsinya, sebagai hutan lindung, produksi, suaka alam, atau wisata definisi hutan secara umum sebenarnya mengisyaratkan bahwa fungsi hakiki dari hutan adalah perlindungan atau konservasi, yaitu sebagai daerah resapan air (Suparmoko, 1997). Ketersediaan air tidak bisa dilepaskan dari peranan hutan, karena telah diketahui selain hutan menghasilkan hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu juga berperan dalam pengaturan tata air (Azhari, 2002). Jika hutan rusak maka tata air akan terganggu. Hal ini akan berdampak pada kualitas air dan juga berdampak bahwa suatu daerah akan mengalami kekurangan sumber air bersih. Kualitas air dari mata air akan sangat tergantung dari lapisan mineral tanah yang dilaluinya. Hal ini menunjukkan karakter khusus dari mata air tersebut. Air yang bersumber dari mata air kualitasnya baik sehingga umumnya digunakan sebagai sumber mata air baku. Sumber air minum masyarakat, maka harus memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan kontinuitas (Arthana dkk, 2007). Karena air bersih mulai susah untuk didapatkan, sehingga sekarang air bersih memiliki nilai ekonomis, dan diperjualbelikan sebab memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan untuk menjadi sumber penghasilan. Salah satu caranya saat ini adalah pemamfaatan sumber mata air dalam sekala besar, kecil, dan menengah sudah dilakukan untuk sumber air isi ulang, namun untuk kualitas air dan faktor lainya masih belum terlalu diperhatikan padahal air sangat di butuhkan. Disamping itu, semakin meningkatnya perkembangan zaman baik dalam bidang industri migas, pertanian, maupun industry non migas lainya menyebabkan meningkat pula tingkat pencemaran yang disebabkan oleh hasil buangan industry tersebut sehingga tingkat pencemaran air semakin besar (Fardiaz, 1992). Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April - Mei 2014 , berlokasi di Kecamatan Talang Empat dan Kecamatan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Secara geografis letak kawasan penelitian terletak pada Kabupaten Bengkulu Tengah (BENTENG) pada koordinat 102° 11’ 24”-102° 37’ 12” Bujur Timur dan 3° 28’ 48”- 3° 51’ 36” Lintang Selatan. Berdasarkan hasil analisa di laboratorium kesehatan Provinsi Bengkulu dapat disimpulkan sampel air di enam lokasi penelitian di Kabupaten Bengkulu Tengah bahwa nilai flourida, nitrat, nitrit, bau, warna, rasa, zat padat terlarut, kekeruhan, besi, kesadahan, mangan, dan sulfat tidak melewati batas maksimum yang di perbolehkan sesuai standar baku mutu air bersih yang di tetapkan dalam PERMENKES 416/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih. Namun demikian sampel air sebagai bahan baku air mineral tidak layak karena kandungan suhu dan derajat keasaman (pH) kurang dari nilai normal sedangkan total bakteri koliform, alumunium, amoniak, dan tembaga melebihi kadar maksimum yang ditetapkan dalam PERMENKES 416/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Forestry |
Depositing User: | 033 Darti Daryanti |
Date Deposited: | 05 Nov 2014 02:45 |
Last Modified: | 09 Nov 2014 14:07 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/9317 |
Actions (login required)
View Item |