M Faris, Dadang and Tris , Akbarillah and Puji, Harsono (2014) KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) PADA BEBERAPA DOSIS PEMBERIAN PUPUK NPK DAN UMUR POTONG. Undergraduated thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
I,II,III,II-14-dad-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (4MB) |
|
Archive (Thesis)
IV,V,LAMP,II-14-dad-FP.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (4MB) |
Abstract
Tanaman sorgum mampu tumbuh dimusim kemarau, sehingga hijauannya bermanfaat untuk pakan ternak dan juga kandungan nutrisinya protein kasar lebih tinggi dari pada jerami padi dan rumput. Hijauan sorgum memenuhi tiga syarat utama yang sangat diperlukan untuk diproduksi menjadi bahan pakan ternak, yaitu tidak berkompetisi dengan tanaman pangan lainnya, produktivitasnya tinggi dan biaya produksinya rendah. Hijauan sorgum merupakan tanaman yang tinggi karbonhidrat, terutama tanaman yang masih muda dan yang menjelang berbunga. Nilai nutrisi yang dikandung sorgum saat menjelang berbunga adalah 21% bahan kering, 12,8% protein kasar, 2,0% lemak, 31,5 serat kasar, dan 44,6% bahan ekstrak tiada nitrogen. Pupuk NPK adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara. Penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam. Telah kita ketahui bahwasannya unsur hara makro adalah unsur-unsur N (Nitrogen), P (Posfat), dan K (Kalium). Ketiga unsur tersebut termasuk dalam unsur hara makro yang mana sangat dibutuhkan dalam jumlah besar oleh tanaman sorgum. Pemotongan merupakan pengambilan bagian tanaman yang ada di permukaan tanah, baik oleh manusia atau renggutan hewan. Pemotongan sangat mempengaruhi pertumbuhan berikutnya, semakin sering dilakukan pemotongan dalam interval yang pendek maka pertumbuhan semakin lambat. Pemotongan terlalu pendek akan mengangu pertumbuhan kembali dan jika terlalu tinggi maka sisi batang akan mengayu. Saat yang paling baik dilakukan pemotongan tergantung pada kecepatan tumbuh. Pengaturan pemotongan perlu dilakukan karena pada umur pemotongan yang panjang akan menurunkan kualitas hijauan dan pertumbuhan namun, pemotongan yang pendek akan mengangu pertumbuhan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan hasil hijauan sorgum pada beberapa dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan produksi hijauan sorgum terhadap beberapa umur potong. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial dan terdiri dari dua faktor. Adapun faktor pertama pemberian dosis pemupukan NPK adalah (K) Perlakuan : Pemberian pupuk NPK diberikan dalam bentuk campuran pupuk tunggal yaitu urea, SP-36 dan KCl terdiri dari 4 taraf K0 : Pupuk kandang 250 kg.ha-1 (sebagai kontrol). K1 : Pupuk kandang 250 kg.ha-1 + 50 kg.ha-1 urea + 20 kg.ha-1 SP-36 + 30 kg.ha-1 KCl. K2 : Pupuk kandang 250 kg.ha-1 + 67 kg.ha-1 urea + 30 kg.ha-1 SP-36 + 60 kg.ha-1 KCl. K3 : Pupuk kandang 250 kg.ha-1 + 100 kg.ha-1 urea + 30 kg.ha-1 SP-36 + 30 kg.ha-1 KCl. Sedangkan Faktor kedua yaitu umur potong (U) hasil hijauan sorgum sebagai berikut U1 : Umur Potong 45 hari, U2 : Umur Potong 60 hari, U3 : Umur Potong 75 hari. Parameter yang diukur tinggi tanaman 21dan 42 hari setelah tanam hari setelah tanam, diameter batang 21 dan 42 (hst), dan jumlah daun 21 dan 42 (hst) pada produksi bahan kering dikonversikan gram.petak-1, gram.m-2, kg.ha-1 dan ton.ha-1.tahun. Hasil pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah daun pada tanaman sorgum dibahas secara deskriptif dan data hasil produksi bahan kering mengunakan Anova dan jika berbeda nyata maka dilanjutkan LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukan bahwa tinggi tanaman pada umur 21 dan 42 (hst) memiliki rata-rata 11,19 cm dan 120,08 cm, diameter batang pada umur 21 dan 42 (hst) memiliki rata-rata 0,47 cm dan 1,66 cm dan jumlah daun pada umur 21 dan 42 (hst) memiliki rata-rata 7,03 cm dan 9,02 cm. Pada produksi bahan kering dikonversikan gram.petak-1, gram.m-2, kg.ha-1 dan ton.ha-1.tahun menunjukan perbedaan yang nyata (P < 0,05) pada masing-masing parameter untuk dosis pemupukan dan umur potong. Produksi berdasarkan dosis pemupukan menunjukkan perlakuan dosis pupuk K2 meningkat dan tidak pada dosis pupuk K3. Produksi berdasarkan umur potong 60 hst menunjukkan hasil yang meningkat dan tidak meningkat pada umur potong 75 hst.Tidak ada interaksi antara dosis pupuk dan umur potong.
Item Type: | Thesis (Undergraduated) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Animal Science |
Depositing User: | 033 Darti Daryanti |
Date Deposited: | 06 Nov 2014 02:07 |
Last Modified: | 09 Nov 2014 13:44 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/9357 |
Actions (login required)
View Item |