Arisandi , Ovrina Resti and Johanes , Sapri and Alexon, Alexon (2014) PENERAPAN PEMBELAJARAN KUANTUM BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (STUDI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VA SEKOLAH DASAR NEGERI 06 SELUPU REJANG). Masters thesis, Universitas Bengkulu.
Archive (Thesis)
IV,V,LAMP,II-14-ovr.FK.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (827kB) |
|
Archive (Thesis)
I,II,III,II-14-ovr.FK.pdf - Bibliography Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons GNU GPL (Software). Download (406kB) |
Abstract
Baru-baru ini seorang professor pendidikan dari Harvard University, Howard Gardner, mengenalkan delapan jenis kecerdasan, kecerdasan linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan jasmani-kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Manusia masing-masing memiliki rangkaian otak dan kemampuan yang berbeda-beda, preferensi yang tidak sama satu dengan lainnya, sehingga manusia juga akan menerima informasi, menyimpan pengetahuan, dan mengambilnya kembali dengan cara yang berbeda- beda, ringkasnya setiap manusia masing-masing memiliki gaya belajar dan memahami sesuatu secara berbeda. Perubahan gaya belajar tidak akan pernah terjadi jika tidak didukung dengan perubahan gaya mengajar oleh para guru. Tidak mungkin akan ada inovasi penting dalam pendidikan apabila tidak berpusat pada sikap guru-gurunya, keyakinan, asumsi, perasaan para guru, semua itulah yang membentuk atmosfer dalam lingkungan belajar; yang menentukan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh-kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Seperti yang dijelaskan oleh Degeng (dalam Budiningsih, 2005:24), “Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan kreatif”. Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan, oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka di samping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Demikian pula dari siswa dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar. Proses belajar mengajar pasti terdapat beberapa kelemahan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Adapun kelemahan-kelemahan yang ditemukan oleh guru selama mengajar di kelas yaitu : (1) Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dalam setiap pembelajaran, (2) Siswa tidak mempunyai kemauan dalam pembelajaran, (3) konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran dan (4) Kurangnya kesadaran siswa dalam pembelajaran. Kelemehan-kelemahan di atas merupakan masalah desain dan stategi pembelajaran di kelas yang penting dan mendesak untuk dipecahkan. Karena interaksi dalam pembelajaran akan berjalan pincang dan berakibat luas pada rendahnya mutu proses maupun keluaran pembelajaran. Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan adalah dengan menggunakan pembelajaran aktif dan kreatif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otak untuk mempelajari berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung, dan menarik hati dalam belajar. Didalam mempelajari sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan yang lain. Oleh karena itu guru dituntut menggunakan model lain atau model- model pembelajaran yang baru disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar motivasi dan minat siswa untuk belajar tetap tinggi dan akhirnya tujuan belajar dapat tercapai dengan efektif, efisien, cepat, dan tepat. Sejalan dengan persoalan di atas dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pun diperlukan model pembelajaran baru yang inovatif yang dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang mendukung hal tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum learning. Quantum learningatau diindonesiakan menjadi pembelajaran kuantum, yaitu suatu metode pembelajaran yang mengintegrasikan semua unsur yang terkait dalam proses pembelajaran, baik pengajar, materi, lingkungan maupun peserta didik, sedemikian rupa sehingga tercipta suatu atmosfir yang kondusif dalam mencapai tujuan pengajaran melalui proses yang efisien. Menurut Putra (20013:28) kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau penghantar pesan dari pengirim ke penerima. Hidayat (2010) menyatakan “Media meliputi alat bantuguru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan”. Media adalahbentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya,media hendaknya bisa dimanipulasi, dapat dilihat, dapat didengar, dan dibaca. Namun demikian, bisa terjadi proses komunikasi mengalami hambatan,artinya tidak selamanya pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan mudahditerima oleh penerima pesan. Bahkan adakalanya pesan yang diterima tidaksesuai dengan maksud yang disampaikan. Oleh sebab itu, dalam suatu proseskomunikasi diperlukan saluran yang berfungsi untuk mempermudah penyampaianpesan. Inilah hakikat dari media pembelajaran. Salah satu jenis media yang bisa mendukung proses pembelajaran adalah media audiovisual yaitu video. Menurut Sanaky (2011:108) mengemukakan media video adalah gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara yang dapat ditayangkan melalui medium video dan VCD. Sejalan dengan hal itu Sanaky (2011:109) mengemukakan bahwa media video dapat digunakan untuk menayangkan materi pelajaran yang dikemas dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan pola pembelajaran yang baik. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VA dan kelas VB adalah kelas eksperimen karena setelah ditemukannya pola model pembelajaran kuantum berbantuan media video diuji cobakan di kelas VB SDN 06 Selupu Rejang. Penelitian ini dibantu oleh observer yang akan mengobervasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran. Sebelum siswa diberikan pembelajaran, siswa mengerjakan pre testdan setelah kegiatan pembelajaran selesai guru mengadakan post test. Hasil belajar siswa dilihat dari skor rata-rata siswa dan kentuntasan belajar secara klasikal. Penelitian Tindakan Kelas di kelas VA dilaksanakan sampai siklus ketiga. Terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum berbatuan media video sangat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran dan membantu siswa memahami materi sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa terhadapa mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pelaksanaan penelitian di kelas VA maupun di kelas eksperimen peneliti dan observer merekomendasikan terhadap pihak- pihak yang terlibat dalam pembelajaran seperti, seorang guru memilih model dan media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Postgraduate Program > Magister Administrasi / Manajemen Pendidikan |
Depositing User: | 023 Dody Sahdani |
Date Deposited: | 06 Nov 2014 04:33 |
Last Modified: | 09 Nov 2014 13:35 |
URI: | http://repository.unib.ac.id/id/eprint/9374 |
Actions (login required)
View Item |