KARAKTERISASI DAN PEMBENTUKAN LIGNOSELULOFOAM DENGAN TEKNIK PENYEMPROTAN DAN PERENDAMAN PADA PROSES BLENDING ANTARA POLIMER LIGNOSELULOSA DAN POLIMER ISOPRENA

Banon, Charles and Bambang , Setiaji and Totok , Eka Suharto and Ria , Armunanto (2014) KARAKTERISASI DAN PEMBENTUKAN LIGNOSELULOFOAM DENGAN TEKNIK PENYEMPROTAN DAN PERENDAMAN PADA PROSES BLENDING ANTARA POLIMER LIGNOSELULOSA DAN POLIMER ISOPRENA. Other thesis, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

[img] Archive (Disertasi)
7. S3-2014-294188-complete.pdf.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Pembentukan lignoselulofoam melalui pencampuran lignoselulosa dari cocodust dengan poliisoprena dari karet alam dan campuran poliisoprena-sulfur sebagai perekat telah dilakukan. Pemaduan lignoselulosa dan poliisoprena dilakukan dengan teknik penyemprotan dan perendaman pada berbagai konsentrasi poliisoprena 3,67-16,53% (v/v) dan penambahan sulfur dengan variasi 0,1, 0,2 sampai 0,5 g terhadap poliisoprena pada konsentrasi poliisoprena optimum. Penelitian ini dimulai dengan mendapatkan cocodust dari sabut kelapa menggunakan mesin pencacah, pemisah dan penyaringan. Cocodust kering diayak dengan ukuran 10 mesh. Sebanyak 30g cocodust dicampur dengan 100 mL poliisoprena, dicetak dan dikeringkan dalam oven dari (70, 75 sampai 90) oC sampai kering. Sifat mekanik (kekuatan dan elastisitas) yang didapat dengan uji bending menggunakan mesin Torsee-Tokyo. Kekuatan dan elastisitas dinyatakan sebagai nilai modulus patah (MOR) dan modulus elastisitas (MOE). Massa jenis lignoselulofoam ditentukan dengan metode piknometer. Distribusi molekul lignoselulofoam diamati dengan mikroskop transmisi elektron (TEM). Stabilitas termal lignoselulofoam diamati dengan DTA-TGA. Pengaruh perendaman dalam pelarut terhadap sifat mekanik lignoselulofoam ditunjukkan dengan penurunan nilai MOR dan MOE. Hasil penelitian menunjukkan pencampuran lignoselulosa dan poliisoprena membentuk lignoselulofoam menggunakan teknik perendaman lebih baik dari pada teknik penyemprotan dengan kondisi optimum pada konsentrasi poliisoprena 11,02%. Penambahan belerang ke dalam poliisoprena konsentrasi 11,02% menyebabkan penurunan kekuatan dan elastisitas lignoselulofoam. Analisis distribusi molekul menggunakan TEM menunjukkan penambahan sulfur terhadap poliisoprena menyebabkan molekul lignoselulosa tidak terdistribusi secara merata. Analisis TGA/DTA membuktikan bahwa stabilitas berat dan aliran panas endo lignoselulofoam hingga suhu 200oC. Perendaman lignoselulofoam terhadap minyak tanah, basa dan asam, menyebabkan penurunan kualitas (MOR dan MOE) lignoselulofoam masing-masing 53,5%; 49,4% dan 32,3%. Suhu optimum pemanasan pada proses pengeringan lignoselulofoam adalah 80oC.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Faculty of Math & Natural Science > Department of Chemistry Science
Depositing User: 033 Darti Daryanti
Date Deposited: 25 Nov 2014 10:48
Last Modified: 25 Nov 2014 10:48
URI: http://repository.unib.ac.id/id/eprint/9839

Actions (login required)

View Item View Item