PENGARUH SUHU PEMANASAN TERHADAP HASIL REDISTILASI ASAP CAIR

Asap cair merupakan suatu hasil distilasi atau pengembunan dari uap hasil
pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan bahan yang banyak mengandung
karbon serta senyawa-senyawa lain. Salah satu manfaat asap cair adalah sebagai bahan
pengawet yang lebih aman dibandingkan dengan formalin, sehingga selain mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan, pemanfaatan asap produksi arang menjadi asap cair
ini juga mampu meningkatkan nilai guna dari produk samping proses pengarangan, yaitu
asap.
Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh besar suhu pemanasan terhadap
karakteristik hasil redistilasi asap cair dan mempelajari kinerja perlakuan suhu pemanasan
pada proses redistilasi skala laboratorium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) satu faktor, yaitu penggunaan suhu pemanasan distilasi (P) dengan 3 taraf
perlakuan (menggunakan pemanasan suhu tinggi, menggunakan pemanasan suhu sedang,
dan menggunakan pemanasan suhu rendah) dengan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga
diperoleh 9 satuan percobaan. Parameter yang diamati dan dianalisis untuk asap cair yang
dihasilkan adalah kadar asam, nilai pH, kadar fenol, skor uji organoleptik (warna dan
aroma), serta analisa terhadap kinerja alat redistilasi (rendemen dan laju produksi distilat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan suhu pemanas pada proses
redistilasi menentukan kualitas asap cair yang dihasilkan. Kadar asam, kadar fenol, dan
tingkat kesukaan terhadap warna asap cair semakin meningkat seiring dengan semakin
tinggi suhu pemanasan yang digunakan, sedangkan nilai pH dan tingkat kesukaan terhadap
aroma semakin menurun. Kinerja suhu pemanas pada proses redistilasi skala laboratorium
dianalisa berdasarkan rendemen distilat asap cair yang dihasilkan dan laju produksi distilat
asap cair. Hasil analisa menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pemanasan yang
digunakan, maka rendemen semakin menurun, sedangkan laju distilat asap cair juga
semakin meningkat.