ANALISIS ALOKASI PEMENUHAN, PENGGUNAAN, DAN FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN DANA USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN ABUNG SELATAN

Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu bagian dari pembanginan
nasional yang bertujuan meningkatkan produksi secara berkesinambungan. Sebagai negara
subtropis Indonesia cocok sebagai tempat tumbuh tanaman pangan yang berpotensi besar
untuk dikembangkan salah satunya adalah komoditi ubi kayu. Varietas Uj 5 (Casesart) dan
Uj 3 (Thailand) pada saat ini banyak dibudidayakan di Jawa dan Sumatera. Kedua jenis
varietas tersebut merupakan bahan baku industri tepung tapioka.
Selain sebagai bahan pangan sumber karbohidrat, ubi kayu juga dapat digunakan
sebagai bahan pakan ternak dan bahan baku industri. Banyaknya manfaat dan kegunaan
dari ubi kayu memungkinkan tanaman ini lebih ditumbuh kembangkan di daerah-daerah
sentra produksi ubi kayu, salah satunya di Provinsi Lampung. Produktivitas ubi kayu
tertinggi tahun 2017 di Provinsi Lampung dimiliki oleh Kabupaten Lampung Utara, dan
hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Lampung Utara ini menanam ubi kayu dengan
tingkat produksi yang berbeda-beda. Kecamatan Abung Selatan yang notabene
penduduknya merupakan petani ubi kayu termasuk dalam 2 besar penghasil ubi kayu dari
23 kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Utara.
Kebutuhan akan ubi kayu yang terus meningkat harus sejalan dengan tingkat
produksinya agar kebutuhannya terpenuhi. Untuk meningkatkan produksi dibutuhkan
faktor-faktor produksi yang menunjang kegiatan usahatani ubi kayu ini, dimana setiap
input yang digunakan untuk usahatani memerlukan dana yang tidak sedikit. Masalah yang
sering dihadapi petani salah satunya pada pendapatan dari usahatani sebelumnya yang
tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan faktor produksi usahatani selanjutnya.
Oleh sebab itu, diperlukannya pemenuhan dana dari sumber lain. Masalah tersebut
merujuk pada pembiayaan perusahaan agribisnis, yang merupakan bagian dari studi mikro
mengenai keuangan di bidang pertanian yang terkait dengan semua kebutuhan dan
pengaturan serta pengontrolan keuangan untuk membiayai status perusahaan/kegiatan di
sektor pertanian. Dalam mengelola kegiatan pertanian atau yang kita sebut dengan
usahatani juga diperlukan pengaturan keuangan yang baik, misalnya bagaimana
menyediakan dana, kemudian penggunaannya, dan akhirnya mengontrolnya di dalam suatu
perusahaan agribisnis.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemenuhan dan
penggunaan dana serta faktor yang memengaruhi kebutuhan dana dalam usahatani ubi
kayu di Kecamatan Abung Selatan, Kabupaten Lampung Utara. Penelitian ini
menggunakan alat analisis Regresi Linier Berganda. Metode ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja,
lama berusahatani, pola tanam dan sistem penjualan terhadap variabel bebeas yaitu
kebutuhan dana usahatani ubi kayu di Kecamatan Abung Selatan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa petani memperoleh dana untuk
usahatani berasal dari dana pribadi, baik itu tabungan maupun hasil dari pendapatan
sebelumnya, juga dari melakukan pinjaman kepada kerabat dan teman, tengkulak, serta
KUR. Dana tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan faktor produksi, yaitu untuk
membeli bibit, pupuk, pestisida, membayar tenaga kerja, penyusutan alat pertanian, serta
membayar pajak. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan dana usahatani
ubi kayu yaitu luas lahan, jumlah bibit, jumlah pupuk, dan jumlah tenaga kerja, sedangkan
jumlah pestisida, lama berusahatani, pola tanam, dan sistem penjualan tidak berpengaruh
terhadap kebutuhan dana usahatani ubi kayu di Kecamatan Abung Selatan.
Kata kunci: Sumber dana, Alokasi dana, kebutuhan dana usahatani ubi kayu, Regresi
Linier Berganda