PENGARUH NAUNGAN TERHADAP KUALITAS BUBUK KOPI PADA LAHAN AGROFORESTRI

Kopi robusta merupakan kopi yang paling akhir dikembangkan oleh pemerintahan
Belanda di Indonesia. Kopi ini lebih tahan terhadap cendawan Hemileia vastatrix dan
memiliki produksi yang lebih tinggi dibandingkan kopi robusta. Akan tetapi, cita rasa yang
dimiliki nya tidak sebaik dari kopi jenis arabika.Tanaman kopi robusta dapat ditanam pada
ketinggian berkisar 400-800 M dpl, kopi robusta juga dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) sekitar 5-6,5 dan suhu rata-rata berkisar 21˚C-
24˚C. Sedangkan curah hujan yang paling bagus untuk tanaman kopi berkisar antara 2000-
3000 mm/tahun.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2020 di Perkebunan Kopi
Rakyat Kelurahan Tebat Karai, Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang dan
kegiatan analisis uji fisiko kimia serta uji organoleptik dilakukan di Laboratorium
Teknologi Pertanian (TIP), Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh tanaman naungan terhadap kualiatas kopi pada lahan
agroforestri. Metode pengambilan data menggunakan metode survey ekologi berupa
pengukuran faktor edafis dan klimatik seperti suhu udara, intensitas cahaya, dan
kelembaban udara dilakukan pada petak contoh.
Berdasarkan hasil kondisi biofisik lahan, kondisi iklim mikro, produktifitas kopi,
kualitas kopi dan uji organoleptik pada masing-masing naungan didapatkan hasil pengaruh
tanaman naungan terhadap kualitas kopi pada lahan agroforestri dengan menggunakan
pohon penaung lamtoro dan pohon penaung kayu res tidak berbeda nyata pada taraf α =
0,05. Hal ini, dapat dilihat iklim mikro lahan, produktifitas kopi dan kualitas kopi pada
masing-masing penaung, serta aroma seduhan kopi pada masing-masing cuplikan kopi
naungan lamtoro dan naungan kayu res. Namun pada derajat keasaman (pH), warna
seduhan, tekstur seduhan, dan rasa seduhan kopi berpengaruh nyata kopi yang diambil dari
cuplikan dari naungan lamtoro dan naungan kayu res pada taraf α = 0,05.