ANALISIS FUNGSI BIAYA USAHATANI JAGUNG DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN

Jagung adalah salah satu komoditi pertanian yang juga berperan penting dalam
perekonomian Indonesia dan selalu menempati posisi strategis. Jagung pula termasuk
komoditas pangan utama kedua sesudah padi. Bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di
daerah tertentu jagung merupakan bahan makanan pokok utama pengganti beras. Selain
menjadi bahan pangan jagung dapat diproduksi juga menjadi pakan ternak. Jagung pula
bisa digunakan sebagai bahan penunjang industri misalnya menjadi tepung jagung atau
maizena, sirup dan lain-lain serta sebagai salah satu bahan pembuatan bioethanol.
Disamping itu usaha tani jagung juga dapat dijadikan sebagai sumber peluang kerja dan
pendapatan mayoritas masyarakat di pedesaan. Jagung juga merupakan sebuah komoditas
tanaman pangan penting yang banyak digarap oleh mayoritas masyarakat Indonesia, salah
satunya di Provinsi Bengkulu.
Kabupaten Bengkulu Selatan merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Bengkulu
yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian petani. Bengkulu Selatan juga
termasuk daerah yang sangat bergantung sumber perekonomiannya di sektor pertanian.
Kabupaten ini sangat berpotensi dalam bidang pertanian melihat banyaknya masyarakat
yang bekerja dalam bidang pertanian. Sebagai contoh komoditas pertanian yang banyak
digarap di daerah ini ialah salah satunya jagung. Jagung merupakan sebuah komoditi yang
ditanam oleh petaninya disamping padi.
Luas lahan usahatani jagung di Kecamatan Air Nipis yaitu sebesar 5.538 Ha dan
untuk produksi jagung sendiri itu sebesar 972 ton dan luas lahan untuk Kecamatan Seginim
sebesar 4.460 Ha untuk produksinya sebesar 783 ton (Badan Pusat Statistik Bengkulu
Selatan, 2019). Produksi jagung dan luas lahan yang ada di Kecamatan Air Nipis dan
Kecamatan Seginim pada tahun 2019 merupakan kecamatan tertinggi penghasil jagung
dari 11 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan. Hampir seluruh
kecamatan di Kabupaten Bengkulu Selatan ini menanam jagung dengan produksi yang
pasti akan berbeda setiap waktunya. Dengan produksi yang berbeda ini maka biaya yang
dikeluarkan juga akan berbeda. Perbedaan lokasi yang akan diambil juga akan
mempengaruhi perbedaan harga input yang muncul karena perbedaan transportasi,
perbedaan transportasi akan menyebabkan perbedaan harga input. Artinya letak lokasi
kecamatan yang dekat dengan kota apabila dibandingkan dengan lokasi kecamatan yang
jauh dari kota kemungkinan ada variasi harga input.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur biaya pada usahatani
jagung dan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya usahatani
yang dikeluarkan oleh petani jagung. Penentuan sampel pada penelitian ini adalah Simple
Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan Cobb-Douglass.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Struktur biaya dalam usahatani jagung
terbagi menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Secara keseluruhan biaya variabel lebih
besar dibandingkan biaya tetap dengan persentase sebesar 98,02 persen berbanding 1,98
persen. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap total biaya adalah adalah harga benih,
harga pupuk TSP, serta harga pestisida sementara pupuk urea, harga pupuk NPK, upah
tenaga kerja dan produksi tidak berpengaruh nyata terhadap total biaya usahatani jagung
pada tingkat kepercayaan 95%.
Kata Kunci : Fungsi Biaya, Struktur Biaya dan Usahatani Jagung