KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA LAHAN KELAPA SAWIT RAKYAT DENGAN POLA AGROFORESTRI DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH DAN KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU

Burung merupakan salah satu hewan yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan
manusia. Dalam fungsi ekologis burung sebagai penyebar biji dan penyerbuk alami.
Burung juga dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan serta sebagai hewan
peliharaan, bahkan burung juga turut berperan dalam berbagai budaya masyarakat. Burung
akan mencari tempat atau habitat sesuai dengan kemampuannya dalam beradaptasi atau
sesuai dengan kebutuhan burung. Di Provinsi Bengkulu, terdapat petani kelapa sawit
rakyat yang menanam kelapa sawit dengan pola sistem agroforestri, pola ini diduga dapat
mendukung tingkat keanekaragaman hayati burung lebih tinggi jika di bandingkan dengan
sistem monokultur kelapa sawit. Namun hingga saat ini penelitian mengenai
keanekaragaman hayati burung di kelapa sawit dengan pola agroforestri masih sangat
sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang “Tingkat Keanekaragaman
Hayati Burung Pada Lahan Kelapa Sawit Rakyat Dengan Pola Agroforestri di Kabupaten
Bengkulu Tengah dan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu”. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati burung pada lahan kelapa sawit rakyat
dengan pola agroforestri.
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Kelapa Sawit Rakyat Pola Agroforestri Desa
Talang Pauh, Desa Talang Tengah Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah dan Desa Napal Jungur Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma Provinsi
Bengkulu. pada bulan Oktober 2020 sampai dengan bulan Februari 2021. Pengambilan
data mengenai keanekaragaman jenis burung di kelapa sawit agrofoerstri dilakukan
dengan menggunakan metode point count (titik hitung). Unit lahan kelapa sawit rakyat
untuk penelitian ini adalah point count total yang didapat 50 lahan kelapa sawit rakyat.
Pengamatan dilakukan pada pagi hari mulai jam 06.00 – 09.00 WIB dan pada sore hari
jam 15.00-18.00 WIB dan setiap point count dilakukan pengamatan 3 kali pada hari yang
berlainan. Pengamatan dilakukan menggunakan binokuler untuk melihat ciri-ciri burung
yang akan diidentifikasi. Analisis data dengan menggunakan rumus indeks
keanekaragaman jenis Shannon-Wienner,indeks kemerataan jenis (Evenness),indeks
kekayaan jenis (Margalef) dan indeks kesamaan komunitas (Index of Similarity).
Berdasarkan hasil penelitian di tiga lokasi ditemukan 437 individu, 32 jenis dan 23
famili. Pada lahan di Desa Napal Jungur terdapat 160 individu, 22 jenis dan 12 family,
Pada lahan di Desa Talang Tengah terdapat 56 individu, 11 jenis dan 8 family. Pada lahan
di Desa Talang Pauh terdapat 221 individu, 18 jenis dan 13 family. Nilai indeks
keanekaragaman di Desa Napal Jungur . Desa Talang Tengah dan Desa Talang pauh
adalah 2,45 . Jumlah jenis pada lahan kebun kelapa sawit rakyat di Desa Talang Pauh lebih
banyak disebabkan oleh lahan tersebut memiliki beragam vegetasi yang mampu
menyediakan sumber makanan yang cukup. Nilai indeks kesamaan komunitas pada lokasi
Desa Talang Pauh dan Talang Tengah yaitu 0,62 , Desa Talang Tengah dan Desa Napal
Jungur yaitu 0,36, dan indeks kesamaan pada Desa Napal Jungur dan Desa Talang Pauh
Yaitu 0,45. Adapun jenis burung yang di jumpai pada 3 lokasi yaitu Spilornis cheela,
Tordiramphus chloris, Prinia familiaris, Orthotomus ruficeps, Spilopelia chinensis,
Geopelia striata, Pycnonotus goiavier,dan Turnix sylvatica.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan untuk melakukan
penelitian secara berkala terkait keanekaragaman jenis burung pada setiap kebun kelapa
sawit rakyat dengan pola agroforestry di Bengkulu Tengah dan Seluma sehingga data dan
informasi keberadaan jenis burung terus diperbaharui.