PENDUGAAN CADANGAN KARBON ORGANIK TANAH DI HUTAN KAMPUS UNIVERSITAS BENGKULU

Berdasarkan Undang-Undang No. 41 tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. Hutan memiliki peran besar dalam mitigasi perubahan iklim karena hutan
dapat menyerap karbon dari atmosfer dan menyimpannya dalam biomassa dan tanah
dalam bentuk bahan organik. Penyimpanan karbon organik dalam tanah selain berguna
untuk mitigasi perubahan iklim juga berguna untuk pengikatan kesuburan tanah karena
bahan organik berperan penting dalam memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologis
tanah.
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya cadangan karbon
organik tanah di hutan kampus Universitas Bengkulu, dan mengetahui hubungan antara
kandungan karbon organik tanah dan karakteristik tanah. Sampel tanah untuk
perhitungan karbon organik diambil pada tiga kedalaman mengikuti prosedur SNI No
7724 (BSN, 2011). Jumlah sampel tanah untuk karbon adalah 4 titik dengan tiga
kedalaman. Sifat tanah yang lain yang dianalisis adalah BV (berat volume), tekstur tanah,
pH tanah, total mikroba tanah, N, P, K, KTK, dan Ca.
Rata-rata besarnya cadangan karbon organik tanah yang terdapat di kawasan
Hutan Kampus Universitas Bengkulu pada kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm dan 20-30 cm
adalah sebesar 151,583 ton/ha. Untuk kandungan karbon organik tanah untuk setiap
kedalaman bervariasi, terdapat kecenderungan bahwa semakin dalam lapisan tanah maka,
jumlah karbon organik tanah semakin sedikit, tetapi secara statistik perbedaan tersebut
tidak signifikan. Sifat-sifat tanah yang secara statistik berkorelasi dengan kandungan
karbon organik tanah pada Hutan Kampus Universitas Bengkulu adalah kandungan pasir
tanah dan pH tanah. Sedangkan sifat tanah yang lain (BV, kandungan liat dan kandungan
debu) tidak berkorelasi secara statistik dengan kandungan karbon organik tanah.
Kemudian N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium), KTK (kapasitas tukar kation), Ca
(kalsium), dan mikroorganisme) tidak memiliki kecenderungan yang sama atau
berlawanan dengan karbon organik tanah.