ANALISIS WACANA KRITIS PUISI ”MUNAJAT 212” KARYA NENO WARISMAN ANALISIS MODEL TEUN A. VAN DIJK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur teks, kognisi
sosial dan konteks sosial pada puisi “Munajat 212” karya Neno Warisman. Teori
yang digunakan yaitu Analisis Wacana Kritis model Teun A. Van Dijk yang memiliki
tiga dimensi di dalamnya. Analisis struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Adapun metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Data penelitian
diperoleh melalui penelusuran di internet terkait naskah dan video dokumentasi
pembacaan puisi “Munajat 212”. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah
teknik dokumentasi, sedangkan data dianalisis menggunakan model Teun A. Van
Dijk. Hasil identifikasi data puisi “Munajat 212” terlebih dahulu divalidasi oleh dosen
terkait. Hasil penelitian meliputi tiga unsur AWK model Teun A. Van Dijk. Analisis
teks dengan tiga aspek didalamnya. Pada struktur makro, puisi bertemakan
manifestasi doa pengarang pada fenomena sosial, politik, agama dan budaya dalam
dinamika kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Superstruktur, penyusunan bait demi
bait yang saling berkaitan. Struktur mikro, yang terdapat elemen detil, maksud,
leksikon, metafora, bentuk kalimat, kata ganti, grafis, ekspresi. Kognisi sosial yang
membahas keadaan pribadi pengarang mengenai penilaiannya terhadap fenomena�fenomena sosial, politik dan budaya pada pilpres 2019, penilaian orang terhadap
dirinya, penilaian peran pengarang, media, aparatur keamanan dan juga pemerintah,
serta bagaimana pengarang memahami peristiwa di sekitarnya. Terakhir yaitu konteks
sosial, dimana praktik kekuasaan yang dilakukan pemerintah cenderung sewenang- wenang, dan memanfaatkan kemudahan akses kekuasaannya melalui aparat
keamanan untuk melancarkan propagandanya. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa puisi “Munajat 212” mengandung makna struktur teks, kognisi
sosial dan konteks sosial sesuai dengan AWK model Teun A. Van Dijk.
Kata Kunci : Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk, Neno Warisman, Puisi
“Munajat 212”.