ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN USAHA MIKRO BERBASIS AGRIBISNIS DI KOTA BENGKULU TERHADAP PENGGUNAAN SISTEM PEMBAYARAN QUICK RESPONSE INDONESIAN STANDARD

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesiapan pelaku usaha mikro
berbasis agribisnis di Kota Bengkulu terhadap penggunaan sistem pembayaran Quick
Response Indonesian Standard digunakan analisis deskriptif dan untuk mengetahui faktor￾faktor yang mempengaruhi kesiapan pelaku usaha mikro berbasis agribisnis di Kota
Bengkulu terhadap penggunaan sistem pembayaran Quick Response Indonesian Standard
digunakan Regresi Linear Berganda. Penelitian dilakukan pada bulan April 2021.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus yaitu cara proses
pengambilan data dalam penelitian dengan mengambil seluruh elemen populasi yang
diteliti (a completed enumeration). Populasi dalam penelitian ini adalah 43 pelaku usaha
mikro yang telah mendapat pelatihan sistem pembayaran Quick Response Indonesian
Standard dari Bank Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang meliputi
wawancara langsung dengan pelaku usaha mikro berbasis agribisnis yang telah mendapat
pelatihan sistem pembayaran Quick Response Indonesian Standard dari Bank Indonesia
dengan menggunakan kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka dan
instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara dan dokumen.
Data penelitian dianalisis dengan analisis deskriptif dengan mencari fakta dengan
interpretasi yang tepat dan metode ekonometrika dimana model ekonometrika yang
digunakan yaitu metode regresi linear berganda. Penelitian ini menunjukkan bahwa rata￾rata tingkat kesiapan pelaku usaha mikro berbasis agribisnis dalam menggunakan sistem
pembayaran Quick Response Indonesian Standard adalah 97,72 termasuk kategori siap.
Nilai R2 (Koefisien determinasi) sebesar 0,582 artinya variasi naik turunnya variable
terikat (tingkat kesiapan) dapat dijelaskan oleh variabel-variable bebas (usia, tingkat
pendidikan, pendapatan, motivasi, persepsi terhadap pelatihan, pengetahuan tentang
QRIS, dan persepsi terhadap jaringan) secara bersama-sama sebesar 58,2 persen
sedangkan sisanya 41,8 persen dijelaskan variabel-variabel lain yang tidak termasuk
dalam model peramaan regresi ini misalnya variabel budaya dan pengalaman.
Berdasarkan pada hasil penelitian ini yaitu variabel usia dan pendidikan memiliki
pengaruh signifikan terhadap kesiapan pelaku usaha mikro berbasis agribisnis dalam
menggunakan QRIS sedangkan pendapatan, motivasi, persepsi terhadap pelatihan,
pengetahuan tentang QRIS, dan persepsi terhadap jaringan tidak memiliki pengaruh
signifika terhadap kesiapan pelaku usaha mikro berbasis agribisnis dalam menggunakan
QRIS.
Kata Kunci : QRIS, UMKM, Tingkat Kesiapan