RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK GUANO DAN METODE PENGENDALIAN GULMA

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan
yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan sebagai bahan makanan yang
bermanfaat bagi kesehatan dan bahan baku industri di Indonesia. Oleh karena manfaat
kacang tanah yang beragam, maka kebutuhan kacang tanah terus bertambah sehingga sangat
perlu dilakukan budidaya kacang tanah untuk meningkatkan hasil. Produksi kacang tanah
mampu ditingkatkan melalui pengoptimalan pemberian pupuk organik. Penggunaan pupuk
organik mampu mengembalikan kualitas tanah serta dapat memperbaiki komposisi hara
yang ada di dalam tanah. Salah satu jenis pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk
guano. Pupuk guano merupakan pupuk berasal dari tumpukan kotoran kalelawar atau burung
dalam jangka waktu cukup lama pada suatu tempat tertentu yang telah mengalami
dekomposisi. Guano sebagai pupuk organik memiliki kadar nitrogen, fosfat dan kadar
kalium yang sangat tinggi. Selain pemberian pupuk organik, aspek pengendalian gulma
sangat menentukan hasil tanaman kacang tanah. Penggunaan herbisida pasca tumbuh dan
manual tanpa pengendalian herbisida mampu menekan pertumbuhan gulma, sehingga
persaingan unsur hara dengan tanaman utama dapat di minimalisir.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh dosis optimum pupuk guano pada setiap
metode pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis
hypogaea L.), 2) menentukan dosis pupuk guano yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.), dan 3) menentukan metode pengendalian
gulma yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea
L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - September 2020 di Lahan Zona Pertanian
Terpadu Universitas Bengkulu Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu,
Kota Bengkulu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
Lengkap Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk
organik guano yaitu G0: 0 kg/ha, G1: 400 kg/ha, G2: 800 kg/ha, dan G3: 1200 kg/ha.
Sedangkan faktor kedua adalah metode pengendalian gulma, M1: Manual (Penyiangan 2-4
MST), M2: Herbisida Pasca Tumbuh 2 MST, dan M3: Herbisida Pasca Tumbuh 4 MST.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengendalian gulma dengan herbisida
purna tumbuh yang diaplikasikan pada umur tanaman 2 MST maupun 4 MST tanpa
pemberian pupuk guano (dengan dosis 0 kg/ha guano) mampu menghasilkan jumlah polong
bernas tertinggi sebanyak 7,17 buah per tanaman dengan pemakaian pupuk dasar Urea 50
kg/ha, SP-36 25kg/ha, dan KCl 50 kg/ha. Pada metode pengendalian gulma manual
(penyiangan 2-4 MST) mampu memperoleh hasil tanaman per petak tertinggi yaitu 528,17
g/petak.