PERUBAHAN KUALITAS FISIK TANAH BEKAS TAMBANG BATUBARA SETELAH REVEGETASI TANAMAN KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi)

Pertambangan batubara di Indonesia umumnya dilaksanakan dengan cara tambang
terbuka sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan rusaknya sifat
fisik tanah. Salah satu upaya yang dilakukan PT Bukit Asam Tbk untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah reklamasi tanah dengan menggunakan tanaman kayu putih.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh umur revegetasi tanaman kayu putih
terhadap perubahan sifat fisik tanah bekas tambang batubara. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Oktober sampai Desember 2021.
Pengambilan sampel dilakukan di lahan bekas tambang batubara yang ditanami
tanaman kayu putih selama tiga tahun, lima tahun dan sepuluh tahun sebanyak sepuluh
sampel, lalu dianalisis di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu. Data yang diperoleh dari laboratorium dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov lalu dilanjutkan dengan
analisis ragam (ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur tanaman kayu putih berpengaruh nyata
terhadap berat jenis dan resistensi penetrasi akar. Namun berpengaruh tidak nyata terhadap
berat volume, porositas, kadar air dan batas cair. Kualitas sifat fisik tanah dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin tua umur tanaman sudah dapat menurunkan berat
volume, berat jenis, batas cair, resistensi penetrasi akar, kadar air, serta meningkatkan
porositas dan C-organik. Lahan bekas tambang pada tiga umur tanaman tahun memiliki
perbedaan sifat fisik tanah yang signifikan namun memiliki tekstur yang sama yaitu liat
dan beberapa perubahan struktur gumpal menjadi granular. Kegiatan reklamasi di PT Bukit
Asam Tbk menggunakan tanaman kayu putih sudah dapat memperbaiki berat jenis dan
resistensi penetrasi akar pada tanah bekas tambang pada umur tanaman lima dan sepuluh
tahun