TARI KEJEI MENURUT HUKUM ADAT REJANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI KELURAHAN KESAMBE BARU KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG

Tari Kejei merupakan tarian tradisional dan pusaka adat budaya Rejang
yang memiliki nilai sakral. Pada pertunjukannya, tari Kejei merepresentasikan
afiliasinya pada animisme meski 98,4% masyarakat Rejang Lebong beragama
Islam. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan bertujuan untuk : (1) menjelaskan
dan menggambarkan proses adat istiadat tari Kejei di Kelurahan Kesambe Baru
Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong; (2) menjelaskan dan
menggambarkan adat istiadat tari Kejei di Kelurahan Kesambe Baru Kecamatan
Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong dilihat dari perspektif Hukum Islam.
Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian hukum empiris. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Tari Kejei ini terbagi menjadi dua proses yaitu persiapan
dan pelaksanaan. Pada proses persiapan, tuan rumah melakukan doa sudut,
pembakaran dupa dan kemenyan, melangir para penari, serta pemercikan air
sedingin dan beras kuning yang pada pokoknya bertujuan untuk menolak balaq
(sial). Sementara pada tahap pelaksanaan, tari Kejei menampilkan tarian
berpasangan bujang-gadis suku Rejang yang memperlihatkan nilai-nilai moral
khas suku Rejang di setiap gerakannya. (2) Tarian Kejei yang dilakukan oleh
masyarakat Rejang Lebong apabila dilihat dari sudut pandang Islam tidak dapat
dibenarkan, karena terdapat proses ritual yang salah yang tidak sesuai dengan
syariat Islam, yaitu memanggil roh-roh atau arwah-arwah nenek moyang untuk
memberikan perlindungan dari marabahaya serta menyediakan sesajen untuk para
leluhur.
Kata Kunci : Adat Istiadat, Tari Kejei, dan Hukum Islam