ANALISIS KELAYAKAN USHATANI LADA ( PIPER NINGRUM L.) DI KECAMATAN UJAN MAS KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU

Provinsi Bengkulu merupakan salah satu penghasil lada di indonesia. Di Kabupaten
Kepahiang mengalami produksi tertinggi selama dari tahun 2015 sebesar 1.699 Ton dan
produksi terendah yaitu kab. Muko-muko. Salah satu daerah yang membudidayakan lada
Kecamatan Ujan Mas Merupakan salah satu tempat yang memiliki Produktivitas tertinggi
dari Kecamatan lainnya di Kabupaten Kepahiang.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 September – 8 Oktober 2018 Di
Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Pengmabilan responden
di lakukan dengan stratified random sampling yang melibatkan 23 petani lada dengan
umur yang berbeda. Pemilihan lokasi ini di lakukan secara purposive (sengaja) dengan
pertimbangan bahwa di kecamatan Ujan Mas kabupaten kepahiang provinsi Bengkulu
merupakan penghasil Lada yang secara mandiri di Usahatani kan dan memiliki
Produktivitas yang sangat tinggi. Guna menganalisis data yang didapat digunakan kriteria
kelayakan investasi yaitu : Net B/C ratio, Gross B/C ratio, NPV dan IRR serta analisis
sensitivitas.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Data primer diperoleh
melalui wawancara langsung dengan petani. Jenis data yang diperlukan dari responden
berupa data identitas responden, biaya-biaya, serta harga penjualan lada data sekunder
diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dengan penelitian ini. Jenis data yang
diperlukan berupa data kependudukan, keadaan wilayah penelitian, data produksi Lada
yang beraskala Badan Pusat Statistik (Kabupaten Kepahiang dan Provinsi Bengkulu), dan
studi Pustaka, serta Jurnal Ilmiah yang mempelajari literatur yang berhubungan dengan
penelitian ini.
Hasil penelitian di lapangan menunjukan nilai Gross B/C Ratio sebesar 2,62 nilai
Net B/C Ratio 1,62 , nilai NPV sebesar Rp. 96.300.907 dan nilai IRR sebesar 55,83%.
Selanjutnya perhitungan sensitivas dengan kriteria biaya produksi naik 8%, penurunan
harga jual turun 15% dan jumlah produksi menurun 30%. Maka usahatani lada tetap layak
untuk di ushatanikan karena nilai Gross B/C Ratio, B/C Ratio,lebih besar dari satu, nilai
NPV lebih besar dari nol dan IRR lebih besar dari discount rate.
(kata kunci : Usahtani Lada, Analisis Kelayakan, Analisis Sensitivitas)