POLA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN DALAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UMKM PRODUSEN TEMPE DI KOTA BENGKULU PADA MASA PANDEMI COVID-19

Keberadaan UMKM khususnya UMKM Produsen Tempe di Kota Bengkulu
memiliki peran dalam perekonomian melalui peningkatan pendapatan dan
memperluas lapangan kerja. Kondisi UMKM Produsen Tempe masih relatif
lemah untuk dapat dikembangkan karena keterbatasan kemampuan dan modal
usaha yang disebabkan dari adanya kondisi Pandemi Covid-19. Hal ini
mengharuskan pemerintah melakukan berbagai upaya pemulihan ekonomi. Salah
satu langkah tersebut ditempuh melalui program pemulihan ekonomi nasional.
Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana pola pembinaan dan
pengembangan dalam penguatan usaha serta upaya yang dilakukan pelaku
UMKM Produsen Tempe di Kota Bengkulu terhadap penguatan modal usaha
pada masa Pandemi Covid-19. Tujuan penelitian untuk mengetahui pola
pembinaan dan pengembangan usaha dalam penguatan kelembagaan UMKM dan
untuk mengetahui upaya yang dilakukan UMKM produsen Tempe di Kota
Bengkulu terhadap penguatan modal usaha pada masa pandemi Covid-19.
Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian hukum empiris dengan dengan
analisis data yuridis-kualitatif. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa
pembinaan dan pengembangan usaha pelaku UMKM dilakukan oleh pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat. Upaya pengembangan yang dilakukan oleh instansi
pemerintah meliputi pemberian pendidikan dan pelatihan, kegiatan pemberian
sarana dan prasarana serta kegiatan evaluasi usaha. Dunia usaha yaitu lembaga
perbankan melalui penyediaan fasilitas KUR yang meliputi KUR Mikro BRI
dengan adanya relaksasi kredit di masa Pandemi Covid-19. Selain itu, upaya
pengembangan oleh masyarakat melalui pembelian produk dan pemberian
pinjaman modal usaha. Upaya penguatan modal usaha UMKM Produsen Tempe
di Kota Bengkulu dilakukan dengan cara memanfaatkan program Pemerintah,
mengurangi berat produksi, memperbaiki pola manajemen usaha, dan membuat
inovasi olahan produk. Upaya penguatan modal usaha disertai dengan adanya
hambatan yaitu dari aspek permodalan, pemasaran bahan baku, teknologi,
manajemen usaha serta kurangnya pemahaman terhadap hukum yang ada.
Kata kunci : UMKM, Pembinaan dan Pengembangan, Kredit Usaha
Rakyat.