PENGARUH LABELING PADA ANAK YANG MELAKUKAN PENGULANGAN TINDAK PIDANA DI KOTA MANNA BENGKULU SELATAN

Penelitian ini didasarkan pada ada tidaknya pengaruh labeling terhadap
anak yang melakukan pengulangan tindak pidana, yang ditujukan untuk mengkaji
latarbelakang masyarakat yang memberikan label negatif pada anak yang pernah
menjalani pidana yang cenderung memunculkan atau memberikan pengaruh pada
anak tersebut untuk mengulangi lagi suatu tindak pidana sehingga dilihatlah upaya
yang dapat dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan maupun balai
pemasyarakatan dalam mencegah pengulangan tindak pidana yang diakibatkan
oleh labeling dalam masyarakat ini tidak terulang kembali. Penelitian ini
merupakan penelitian Lapangan yang menggunakan pendekatan secara Yuridis
sosiologis dan kriminologi yang diambil dari data primer dan data sekunder. Data
primer diambil dari 38 responden yang terdiri dari 16 orang masyarakat, 8 orang
keluarga anak yang pernah menjalani pidana, 8 orang anak yang pernah menjalani
pidana, serta 1 orang petugas dari LPKA Bengkulu, dan 1 orang Petugas Balai
Pemasyarakatan Bengkulu. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa pertama,
masih banyak ditemukan label negatif dari masyarakat pada anak yang pernah
menjalani pidana, bahkan ada penyebutan khusus pada anak yang pernah
menjalani pidana seperti, pemaling, pemabuk, penjudi, dan penyebutan lainnya
tergantung pada tindak pidana yang dilakukan oleh anak. Adanya Label negatif
yang diberikan oleh masyarakat tersebut dapat berpengaruh pada terjadinya
pengulangan tindak pidana, bahkan terjadinya diskriminatif dan intimidasi dari
masyarakat. Kedua melalui pelaksanaan dan pembinaan yang dilakukan oleh
LPKA dan BAPAS Bengkulu , yang didasarkan pada sistem kelembagaan, dan
cara pembinaan sebagai bagaian akhir dari pradilan pidana yang meliputi tahap
pembinaa, tahap asimilasi, dan tahap integrasi yang diharapkan dapan
menghindari atau mencegah masyarakat memberikan label negatif.
Kata kunci : Labeling, Pengulangan Tindak Pidana, Anak Didik Pemasyarakatan.