Ribka, Sabatini and Ketut, Sukiyono and Reswita, Reswita (2020) KINERJA FINANSIAL DAN NON FINANSIAL PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA GULA MERAH DI PROVINSI BENGKULU. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.
![thesis [thumbnail of thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png) Text (thesis)
            
              
Text (thesis)
SKRIPSI FULL RIBKA.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Indonesia merupakan negara pertanian, dimana sektor pertanian memegang 
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Pentingnya peranan sektor 
pertanian dan perkebunan dikarenakan usaha pemerintah untuk menciptakan pembangunan 
pada sektor industri yang didukung dari sektor primer yaitu pertanian. Menurut data dari 
Kementerian Pertanian (2016), kelapa adalah salah satu komoditas unggulan dari sektor 
perkebunan di Indonesia pada tahun 2011-2015. 
Salah satu sub sektor pertanian yang keberadaannya cukup penting dalam 
pembangunan nasional adalah sub sektor perkebunan. Komoditi perkebunan yang banyak 
dilestarikan masyarakat adalah kelapa (Mugiono dkk, 2014). Tanaman kelapa merupakan 
salah satu tanaman asli Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa, karena 
sebagai tanaman serbaguna yang telah memberikan kehidupan kepada petani di Indonesia, 
hal ini dibuktikan dengan tingkat penguasaan tanaman kelapa di Indonesia, yaitu 98% 
merupakan perkebunan rakyat. Menurut data BPS tahun 2017, luas tanaman kelapa 
Indonesia mencapai 3,6 juta hektar lebih. Sesuai dengan sifat yang telah dijelaskan, maka 
perkembangan tanaman kelapa di Indonesia tidak terlepas dari partisipasi petani di 
pedesaan. Diperkirakan tidak kurang dari 6 juta petani terlibat dalam pengusahaan tanaman 
kelapa. 
Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal oleh masyarakat 
Indonesia. Hal ini terlihat dari penyebaran tanaman kelapa di hampir seluruh wilayah 
Nusantara. Kelapa merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi 
apabila dikelola dengan baik. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk 
kepentingan manusia. Pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena 
hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun, dan buahnya dapat digunakan untuk 
kebutuhan kehidupan manusia sehari-hari (ILO, 2014)
Gula merah adalah gula yang dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa. Gula 
merah atau dalam perdagangan disebut gula jawa atau nira, biasanya dijual dalam bentuk 
setengah mangkok atau setengah elip. Bentuk demikian ini dihasilkan dari cetakan yang 
digunakan berupa setengah tempurung kelapa, adapula yang menggunakan cetakan 
bambu,sehingga bentuknya bulat silindris (Kristianingrum, 2009). 
Usaha gula merah pada mulanya adalah usaha rumah tangga untuk mengisi waktu 
luang masyarakat. Dalam perkembangannya, gula merah saat ini menjadi usaha komersial 
yang berorientasi pasar gula. Gula merah yang telah menjadi sorotan utama sebagai 
sentralnya gula merah yang ada di Provinsi Bengkulu terdapat di beberapa Kabupaten yaitu 
di Kabupatan Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma yang banyak menghasilkan gula 
merah.
Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma merupakan daerah yang 
memproduksi gula kelapa. di Kabupaten Seluma, daerah yang memproduksi gula kelapa 
terbesar adalah di Kecamatan Ilir Talo dan Kecamatan Seluma Barat dengan jumlah
pengrajin gula kelapa sebesar 6 9 pengrajin. Sementara di Kabupaten Bengkulu Utara, 
daerah memproduksi gula kelapa terbesar kedua adalah di Kecamatan Lais dan Air Napal 
dengan jumlah pengrajin gula kelapa sebesar 67 pengrajin (Dinas Perindustrian dan 
Perdagangan Provinsi Bengkulu, 2017). 
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung pendapatan pada industri rumah 
tangga gula merah di Provinsi Bengkulu, untuk mengukur kinerja finansial pada industri 
rumah tangga gula merah di Provinsi Bengkulu dan untuk mengukur kinerja non finansial 
pada industri rumah tangga gula merah di Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan pada 
tanggal 14 Mei – 14 Juni 2019. Lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja 
(Purposive). Guna menganalisis data yang di peroleh melalui wawancara langsung dengan 
pengrajin gula merah, data diolah menggunakan Profitabilitas dengan alat ukur Gross 
Profit Margin (GPM) dan Return On Equity (ROE) untuk mengukur kinerja finansial pada 
industri rumah tangga gula merah. Produktivitas digunakan untuk mengukur kinerja non 
finansial pada industri rumah tangga gula merah.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengrajin gula merah memperoleh pendapatan 
bersih rata-rata sebesar Rp 30.684,68/produksi.. hasil pengukuran kinerja finansial pada 
industri rumah tangga gula merah pada Gross Profit Margin (GPM) adalah sebesar 21,71% 
dan Return On Equity (ROE) adalah sebesar 27,69%. Hasil pengukuran kinerja non 
finansial pada perhitungan produktivitas total adalah sebesar Rp 5,76. Sementara itu, hasil 
perhitungan produktivitas parsial industri rumah tangga gula merah terdiri dari input bahan 
baku menunjukkan bahwa, tingkat produktivitas input sebesar 20,71. Sementara itu, hasil 
perhitungan produktivitas input tenaga kerja menunjukkan bahwa, tingkat produktivitas 
tenaga kerja sebesar 36,69. Untuk produktivitas modal diperoleh sebesar 10,21 dengan 
Artinya pengrajin industri rumah tangga gula merah memperoleh hasil pengukuran yang 
efisien dan pengrajin gula merah tidak mengalami kerugian. 
Kata kunci : Gula Merah, Analisis Pendapatan, Kinerja Finansial, Kinerja Non Finansial.
| Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) | 
|---|---|
| Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) | 
| Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Agribusiness | 
| Depositing User: | sugiarti sugiarti | 
| Date Deposited: | 13 Oct 2023 09:01 | 
| Last Modified: | 13 Oct 2023 09:01 | 
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/16972 | 

