PRAKTIK GREEN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT PADA PT BANK BENGKULU

Keberlanjutan perusahaan menjadi salah satu isu di seluruh dunia kerja, dan
setiap perusahaan sekarang fokus pada masalah lingkungan terhadap daya saing dan
keberhasilan perusahaan. Sumber daya manusia (SDM) merupakan garda terdepan
dalam mewujudkan pengelolaan lingkungan yang sukses.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik Green Human Resource
Management pada PT Bank Bengkulu dan mengidentifikasi sekaligus menganalisis
sejauh mana praktik green human resource management di PT Bank Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh karyawan PT Bank Bengkulu, sedangkan sampel yang digunakan
adalah 95 karyawan Bank Bengkulu. Pengumpulan data menggunakan survei yang
didistribusikan secara online melalui link google form. Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Green Human Resource Management merupakan kegiatan pengelolaan
sumber daya manusia dalam suatu perusahaan yang memiliki hasil lingkungan yang
positif. Praktik GHRM dalam riset ini dikategorikan menjadi tiga aktivitas utama,
yaitu: (1) Mengembangkan kemampuan karyawan ramah lingkungan, (2) Memotivasi
karyawan ramah lingkungan, dan (3) Memberikan peluang hijau.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa, secara keseluruhan praktik green
human resource management pada PT Bank Bengkulu sangat rendah. Pertama pada
dimensi green recruitment ditemukan bahwa Bank Bengkulu belum secara aktif
menerapkan sistem recruitment dengan memasukkan unsur peduli terhadap
lingkungan, sistem recruitment yang dilakukan oleh Bank Bengkulu sejauh ini
hanya sebatas, pada pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia yang diperlukan
oleh Bank. Untuk keriteria secara khusus hanya berpatokan pada hasil nilai tes yang
diberikan kepada calon karyawan. Kedua pada dimensi green training pada Bank
Bengkulu diperoleh penilaian sangat rendah, tidak ada bentuk training yang
memasukkan unsur lingkungan, bentuk training hanya berfokus pada pemahaman
karaywan terhadap jobdesk yang akan dilakukan. Ketiga, pada dimensi green
performance management pada Bank Bengkulu juga diperoleh penilaian sangat
rendah, penilaian kinerja karyawan tidak memasukkan unsur lingkungan, karyawan hanya dinilai melalui kinerja yang dihasilkan misalnya target tercapai ataupun
pemahanan jobdesk dari masing-masing karyawan.
Penelitian ini juga menemukan bahwa green involvement pada Bank Bengkulu
dengan perolah nilai sangat rendah, karyawan tidak dilibatkan untuk berperilaku
peduli terhadap lingkungan, Bank Bengkulu tidak memberikan kesadaran perusahaan
untuk menjaga lingkungan, yang ini juga akan mengarah pada aliran komunikasi
yang timbul, lebih kanjut tidak ada tindakan khusus dari pimpinan yang mengatur
regulasi untuk mengarahkan semua karyawan untuk bersikap peduli terhadap issu
lingkungan. Terakhir green reward juga ditemukan sangat rendah, karywan tidak
melihat atau merasakan reward atas perilakunya yang peduli terhadap lingkungan,
bentuk reward finansial atau non finansial atas perilaku tersebut juga tidak ada,
kemudian perusahaan tidak mengkomunikasi bahwa perusahaan akan memberikan
reward kepada karyawan yang memiliki perilaku ramah lingkungan, penelitian ini
juga menemukan bahwa tidak ada bentuk insentif yang akan diberikan kepada
karyawan yang berperilaku ramah lingkungan.