EFEKTIFITAS AUDITOR PADA PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH: INOVASI ATAU KETERPAKSAAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih jauh dan mendalam terhadap
kemungkinan-kemungkinan lain dari permasalahan yang diteliti mengenai Efektifitas
Auditor di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah, strategi yang dilakukan oleh
auditor dalam menjaga efektifitas dan memastikan strategi yang diambil merupakan inovasi
atau keterpaksaan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan metode eksploratif. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah Purposive
Sampling dan Snowball Sampling secara bersamaan. Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Berdasarkan analisa data atas wawancara semi terstruktur terhadap 20 partisipan,
observasi terhadap 8 penugasan dan studi dokumentasi, hasil dari penelitian ini menemukan
bahwa Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah telah efektif dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
(SAIPI:2021) meskipun sering dihadapkan pada keterbatasan Kompetensi, Pengalaman
Kerja, Jumlah Personil, Anggaran, Peralatan Kerja, Pedoman Teknis, Hubungan antar tim,
Hubungan dengan objek penugasan dan Hari Penugasan. Efektifitas ini diperoleh dengan
memanfaatkan dan mengembangkan intellectual capital dari auditornya yang sebagian besar
merupakan auditor yang berusia muda yang memiliki motivasi mencapai Kinerja kantor,
Tanggungjawab, Keingintahuan, Amanah, Keikhlasan dan Profesionalisme untuk mencapai
keunggulan kompetitif.
Strategi yang telah dilakukan oleh Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Tengah untuk tetap bekerja secara efektif saat dihadapkan pada keterbatasan sumber daya
bukanlah sebuah inovasi, karena tidak terdapat hal-hal yang baru, pembaruan, penemuan
baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan,
metode, atau alat), unsur yang mengalami pembaruan dalam bahasa modern dalam
melaksanakan penugasan. Selain itu, strategi yang dilakukan juga bukan merupakan
keterpaksaan, karena dilakukan berdasarkan dorongan motivasi dari individu, bukan di luar
kemauan individu yang dalam pelaksanaannya tetap menjaga pemenuhan standar audit.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang memerlukan penyempurnaan pada
penelitian selanjutnya, diantaranya menambah jumlah objek observasi, memperpanjang
waktu penelitian, melakukan wawancara pada partisipan yang benar-benar memiliki waktu
yang penuh serta dapat menggunakan pendekatan kuantitatif maupun pendekatan gabungan
untuk mendapatkan sudut pandang yang lain