PENGELOLAAN WISATA HUTAN MANGROVE KAMPUNG SEJAHTERA KELURAHAN SUMBER JAYA KECAMATAN KAMPUNG MELAYU KOTA BENGKULU

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan wisata hutan
mangrove dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teori aksi
digunakan sebagai acuan untuk memahami dan menganalisis permasalahan
penelitian. Data diperoleh dengan melalui proses berupa observasi non partisipan,
wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Teknik penentuan informan
menggunakan purposive sampling dengan menemui Ketua RT 10 Kampung
Sejahtera, Pemuda Karang Taruna, masyarakat, Perangkat Kelurahan Sumber Jaya
dan Dinas Pariwisatsa. Data diolah melalui proses reduksi data memfokuskan pada
hal yang penting yang berkaitan dengan penelitian, penyajian data dilakukan dengan
bentuk teks naratif dan yang terakhir yaitu melakukan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian yang diperoleh bahwa Pengelolaan Wisata Hutan Mangrove di Kampung
Sejahtera belum berbasis masayarakat, tidak ada organisasi pengelola resmi wisata,
saat ini Wisata Hutan Mangrove dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung
Sejahtera secara mandiri dan masuk kependapatan pribadi. Pengawasan Wisata Hutan
Mangrove, untuk keamanan lingkungan wisata saat ini menjadi kewajiban
masyarakat yang memanfaatkan wisata untuk saling menjaga agar tidak terjadi hal
hal yang tidak diinginkan. Ketua RT selalu mengawasi serta mengingatkan kepada
masyarakat yang mengelola Wisata Hutan Mangrove agar memanfaatkan wisata
dengan baik dan bertanggung jawab.
Mengenai Perencanaan pengelolaan Wisata Hutan Mangrove di Kampung
Sejahtera pada awalnya pernah ada perencanaan yang dilakukan oleh pemuda Karang
Taruna dan masyarakat sekitar pada tahun 2018, terciptalah daftar kerja dan
terbentuklah pembagian tugas yaitu petugas kebersihan lingkungan wisata, ojek
kapal, parkir dan keamanan wisata. Pelaksanaan pengelolaan Wisata Hutan Mangrove
di Kampung Sejahtera yang dilakukan oleh Karang Taruna dan masyarakat setempat
pada tahun 2018 tersebut hanya bertahan satu bulan dan berhenti dikarenakan
terjadinya konflik antar sesama masyarakat.
Setelah itu pernah dilakukan perencanaan pengelolaan wisata melalui sebuah
rapat oleh pihak Kelurahan, masyarakat dan LPM yang dilakukan pada bulan April
2021. Rapat membahas tentang pengelolaan Wisata Hutan Mangrove dimulai dengan
perencanaan mengenai keorganisasian dan daftar kerja untuk jangka satu tahun
kedepan. Kelurahan memprogramkan mengenai pengelolaan Wisata Hutan
Mangrove, dimulai dengan merintis lahan parkir. Tetapi tidak menemukan sebuah
kesepakatan dan terjadi penolakan dari pihak masyarakat untuk membayar uang
setoran yang dinilai terlalu besar sehingga program tersebut tidak terlaksana.