PRINSIP KEHATI-HATIAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI (PPJB) (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1408 K/PDT/2015)

Sengketa di bidang pertanahan yang salah satunya sengketa perdata yang
berhubungan dengan tanah merupakan sengketa yang biasanya terjadi antara
individu dengan individu. Tesis ini membahas mengenai prinsip kehati-hatian
Notaris dalam pembuatan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) yang
terdapat dalam Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1408
K/PDT/2015) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
pemenuhan prinsip penerapan hukum berkeadilan oleh majelis hakim dalam
Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1408 K/Pdt/2015 juncto
Putusan Pengadilan Tinggi Yogyakarta Nomor 51/PDT/2014/PT YYK juncto
Putusan Pengadilan Negeri Bantul Nomor 48/Pdt.G/2013/PNBTL. Metode
penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normatif dengan desain
eksplanatoris. Hasil penelitian menyarankan bahwa majelis hakim yang
memeriksa dan memutus perkara-perkara gugatan keperdataan sengketa
pertanahan pada kasus ini antara Para Penggugat, Tergugat dan Turut Tergugat
seharusnya bisa lebih adil lagi dalam memutus kasus ini guna mewujudkan
putusan pengadilan yang berkeadilan. Notaris pun dalam menjalankan jabatannya
sebagai pejabat umum sudah seharusnya memegang teguh dan mempraktikkan
prinsip kehati-hatian agar menghindari terjadinya permasalahan-permasalah
hukum akibat produk akta yang dibuat dihadapan dirinya.
Kata Kunci:
Prinsip kehati-hatian Notaris, Akta Pengikatan Jual Beli, keadilan.