OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis L.) DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BERBASIS EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Rendahnya produksi jeruk siam di Kabupaten Bengkulu Tengah disebabkan oleh
sumber daya alam yang terbatas sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lahan secara
optimal salah satunya dengan melakukan evaluasi kesesuaian lahan. Adapun tujuan
penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelas kesesuaian lahan guna dan menentukan
rekomendasi pengelolaan lahan untuk pengembangan tanaman jeruk siam di Kabupaten
Bengkulu Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2021. Lokasi
pengambilan contoh tanah di Kabupaten Bengkulu Tengah dan analisis sampel tanah
dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
Penelitian ini menggunakan metode sistem klasifikasi kesesuaian lahan yang
dikembangkan oleh FAO (1976). Penelitian ini terdiri dari tahap pembuatan peta jenis
tanah, survey pendahuluan, survey lapangan, tabulasi data, klasifikasi kesesuaian lahan,
penyusunan peta kesesuaian lahan dan pembuatan laporan akhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jeruk
siam di Kabupaten Bengkulu Tengah terbagi menjadi 2 kelas yaitu tidak sesuai (N) pada
kawasan seluas 32.205, 47 ha (26,31%) dan sesuai marjinal (S3) pada Kawasan seluas
78.894 ha (64,46%) dengan faktor pembatas dominan retensi hara, ketersediaan oksigen,
media perakaran dan kelerengan. Sedangkan 11.295 ha (9,23%) termasuk dalam Kawasan
hutan lindung sehingga tidak direkomendasikan untuk dikembangkan jeruk siam.
Kesesuaian lahan potensial untuk tanaman jeruk siam di Kabupaten Bengkulu Tengah 6
kelas yaitu Hl pada lahan seluas 11.295 ha, S3ehrc pada lahan seluas 32.315 ha dengan
melakukan pembuatan teras dan rorak, S2rcnr pada lahan seluas 7.154 ha dengan
melakukan pengapuran dan pemberian pupuk organik, S2nreh pada lahan seluas 11.393 ha
dengan melakukan pengapuran, pemberian pupuk organik, pembuatan teras dan rorak,
S2oarcnr pada lahan seluas 8.168 ha dengan melakukan perbaikan saluran drainase,
pemberian pupuk organik dan S3rc pada lahan seluas 52.069 ha dengan melakukan
pengapuran dan pemberian pupuk organik.