LIDYA, SAHARA and Herlambang, Herlambang and Ria, Anggraeni Utami (2022) PENYELESAIAN PELANGGARAN ADAT MENGA’EM YANG DILAKUKAN ANAK MENURUT HUKUM ADAT REJANG DI KECAMATAN HULU PALIK KABUPATEN BENGKULU UTARA. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
SKRIPSI LIDYA SAHARA_B1A018062 - dina merlianti.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (1MB)
Abstract
Kasus menga’em yang dilakukan anak semakin hari kian meningkat terjadi
di Kecamatan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara, masyarakat lebih
memilih menggunakan lembaga adat untuk menyelesaikan permasalahan
dibandingkan menggunakan hukum positif. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui dan mendeskripsikan penyelesaian pelanggaran adat menga’em
dan untuk mengetahui hambatan serta upaya dalam penyelesaian
pelanggaran adat menga’em pada anak menurut hukum adat Rejang di
Kecamatan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara, dengan menggunakan
metode penelitian empiris yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penyelesaian pelanggaran adat menga’em yang
dilakukan anak menurut hukum adat Rejang di Kecamatan Hulu Palik
Kabupaten Bengkulu Utara diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat
dalam sidang adat. Sebelum dilakukan sidang adat melalui lembaga adat
terdapat beberapa tahapan, yaitu: pelaku dibawah kerumah Kepala Desa
(Kepala Desa memanggil terlapor dan saksi-saksi), laporan kepada
lembaga adat (untuk segera dilakukan sidang adat), memanggil para pihak,
(kedua keluarga dari pelaku menga’em serta saksi-saksi), sidang adat
terhadap pelaku menga’em, putusan sidang oleh lembaga adat (sanksi adat
terhadap pelaku menga’em). Penyelesaian adat dilakukan di Desa tempat
pelaku melakukan perbuatan menga’em. Hambatan dalam penyelesaian
pelanggaran adat menga’em adalah pelaku tidak mengakui dan menolak
atas perbuatan yang dilakukannya, pelaku belum siap untuk melakukan
pernikahan karena masih berstatus pelajar, pelaku merasa takut memenuhi
panggilan dari lembaga adat. Upaya yang dilakukan yaitu lembaga adat
memberikan teguran secara terus-menerus untuk menyelesaikan
pelanggaran adat yang pelaku perbuat, pelaku akan diberhentikan secara
paksa oleh pihak sekolah atas perbuatan yang dilakukan, pelaku tidak bisa
mencalonkan diri sebagai perangkat desa di masa mendatang.
Kata kunci: Menga’em, Anak, Lembaga Adat
Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Faculty of Law > Department of Law Science |
Depositing User: | irma rohayu |
Date Deposited: | 11 Jun 2024 04:25 |
Last Modified: | 11 Jun 2024 04:35 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/18359 |