JESPER, GUNAWAN and Ardilafiza, Ardilafiza and Putra, Perdana (2023) PERBANDINGAN KEDUDUKAN HAK ASAL USUL DESA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1979 TENTANG PEMERINTAHAN DESA DENGAN UNDANG�UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.
B1A019010-JESPER GUNAWAN-SKRIPSI. - Jesper Gunawan.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Perkembangan politik hukum pemerintahan desa membuat kemandirian dan 
independensi dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya menjadi semakin 
menurun pada zaman Orde Baru. Misalnya setelah lahirnya Undang-Undang 
Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa dengan semangat uniformitas dan 
konsep sentralistik yang mengakibatkan merosotnya kemandirian desa dalam 
mengelola wilayahnya. Seiring berjalannya waktu dan dinamika ketatanegaraan di 
Indonesia, berbagai produk hukum terkait sistem pemerintahan desa telah 
dikeluarkan untuk mengubah konsep yang sentralistik menjadi konsep yang 
mengakui dan menghormati otonomi asli desa yang berdasarkan kepada hak asal 
usul desa. Terbaru, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Undang-Undang 
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang memuat asas rekognisi dan subsidiaritas 
dengan semangat pengakuan terhadap hak-hak tradisional yang dimiliki oleh desa. 
Berdasarkan disparitas tersebut, menjadi pertanyaan bagaimana pengaturan 
otonomi desa dalam kedua undang-undang tersebut? Kemudian, bagaimana 
kedudukan hak asul desa dalam kedua undang-undang tersebut? Apabila ditinjau 
melalui penelitian hukum normatif dengan pendekatan historis dan pendekatan 
perundang-undangan, pola sentralistik yang diterapkan pemerintah Orde Baru 
merusak struktur dan kelembagaan sosial yang asli dan khas serta kedudukan hak 
asal usul desa yang bersifat istimewa. Sedangkan upaya pengembalian struktur 
pemerintahan desa yang khas dan pengakuan terhadap hak asal usul desa melalui 
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 belum sepenuhnya berjalan dengan baik dari 
segi pengaturan maupun pelaksanaanya, karena terdapat prasyarat yang harus di 
penuhi oleh desa adat untuk mendapat pengakuan dan penghormatan terhadap 
kebudayaan lokal dan hak-hak tradisionalnya. 
Kata kunci : Pemerintahan Desa, Otonomi Desa, Sentralisasi
| Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) | 
|---|---|
| Subjects: | K Law > K Law (General) | 
| Divisions: | Faculty of Law > Department of Law Science | 
| Depositing User: | irma rohayu | 
| Date Deposited: | 21 Jun 2024 02:08 | 
| Last Modified: | 21 Jun 2024 02:08 | 
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/18501 | 

