TINJAUAN VIKTIMOLOGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN DALAM PENERIMAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KOTA BENGKULU

Tindak pidana penipuan dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri sipil
(CPNS) semakin sering terjadi khususnya di Kota Bengkulu, yang mana tindak
pidana penipuan diatur dalam Pasal 378 KUHP. Tindak pidana penipuan dalam
penerimaan CPNS banyak terjadi sebab korban merupakan pihak yang melakukan
penyimpangan dalam proses penerimaan Calon Pegawai Negeri sipil (CPNS)
yang tidak sesuai prosedur. Akibatnya, kerugian didapat sangatlah besar baik
secara marteril maupun imaterial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana peran korban dalam tindak pidana penipuan dalam penerimaan CPNS
dan bagaimana perlindungan hukum bagi korban penipuan dalam penerimaan
CPNS. Jenis penelitian dari segi sifatnya yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan hukum empiris dan data yang didapat baik data primer maupun
sekunder berasal dari hasil wawancara dengan pihak Kepolisian, Kejaksanan,
Hakim, pelaku dan korban. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa
tindak penipuan ini terjadi karena korban terlalu mudah percaya dengan iming�iming dari pelaku, korban terlalu mudah percaya karena adanya hubungan
keluarga atau pertemanan, korban tidak waspada dimana saat ditawari dengan
iming-iming dari pelaku korban tidak mencari tahu informasi pada situs yang
resmi sesuai dengan aturan yang berlaku, dan korban merasa apatis untuk
melaporkan kepada aparat penegak hukum. Maka dari itu, upaya untuk
melindungi korban dengan dua mekanisme perlindungan hukum yaitu peradilan
formal dan penyelesaian secara restorative justice. Selain itu juga terdapat dua
upaya yaitu upaya preventif dan representif sehingga dapat melakukan
pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali dalam proses penerimaan
CPNS di Kota Bengkulu.