MAKNA SIMBOLIK TRADISI MAYIE UTANG TAUAN (Studi Kasus di Desa Pondok Batu Kabupaten Mukomuko)

ZAKIA, SUKESI and Panji, Suminar and Diyas, Widiyarti (2021) MAKNA SIMBOLIK TRADISI MAYIE UTANG TAUAN (Studi Kasus di Desa Pondok Batu Kabupaten Mukomuko). ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
SKRIPSI SUKESI ZAKIA D1F017079.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi
Mayie Utang Tauan dan mengetahui makna simbolik dari tradisi Mayie Utang Tauan
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik penentuan informan
ditentukan secara purposive sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan
melalui observasi partisipan, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. Data
yang diperoleh kemudian direduksi, dipilih dan dicatat serta diverifikasi untuk
mendapatkan keabsahan data dalam rangka menjawab masalah penelitian.
Kesimpulan yang merupakan proses akhir penelitian setelah semua data diselesaikan
menggunakan teori interaksionisme simbolik yang dikemukan Herbert Mead. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tradisi Mayie Utang Tauan adalah tradisi yang
dilakukan oleh kaum enam di hulu setiap satu tahun sekali sebagai bentuk syukur
kepada Allah Swt serta menghormati dan menghargai roh-roh nenek moyang kaum
enam di hulu. Proses tradisi dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan. Tahap persiapan berupa musyawarah, gotong royong,
pengumpulan dana, berbelanja dan memasak. Sedangkan tahap pelaksanaan tradisi
yaitu mengunjungi kuburan nenek moyang, menyajikan sesajen untuk digunakan di
kuburan tua dan rumah tua kaum enam di hulu, Mayie Niat, menebar Ai Labu Kaco,
pembacaan do’a tradisi oleh Dukun Kaum, makan bersama, terakhir ditutup oleh
Kepala Kaum enam di hulu dengan menyampaikan ucapan terimakasih kepada
seluruh anggota kaum enam di hulu. Dalam proses tradisi terdapat beberapa sesajen
yang disajikan, seperti Nasing Punjuang (putih, kuning, dan pulut hitam), cabe
merah, garam, rokok tembakau, Ai Labu Kaco, empat jenis tumbuhan (cukupai,
setawa, cekeghaw, dan sedingin). Makna simbolik dari sesajen yang telah digunakan
menunjukkan perumpamaan kehidupan manusia agar selalu berbuat kebaikan kepada
setiap orang dan harapan akan kesejahteraan di dunia.

Item Type: Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined])
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Faculty of Social & Politics Science > Department of Sociology
Depositing User: 58 darti daryanti
Date Deposited: 25 Jul 2024 07:58
Last Modified: 25 Jul 2024 07:58
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/19158

Actions (login required)

View Item
View Item