PENGARUH EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019)

Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris Pengaruh Efektivitas
Pengawasan dan Intellectual Capital terhadap Financial Distress. Financial
Distress diukur menggunakan model Z-score di modifikasi Altman. Efektivitas
Pengawasan Efektifitas Dewan Komisaris diukur menggunakan 17 kriteria dewan
komisaris berdasarkan model Hermawan. Efektifitas Komite Audit diukur
menggunakan 11 kriteria komite audit berdasarkan model Hermawan. Intellectual
Capital diukur menggunakan Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
model pulic.
Penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi logistik dengan program
spss 22. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. Sampel
dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purpossive sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 225 observasi.
Hasil penelitian meununjukkan bahwa efektivitas pengawasan tidak
berpengaruh terhadap financial distress, namun untuk variabel intellectual capital
berpengaruh terhadap financial distress.
Implikasi penelitian ini adalah memberikan informasi tambahan
penjelasan mengenai teori resources based theory yang menyatakan bahwa
perusahaan akan unggul dalam persaingan usaha dan mendapatkan kinerja
keuangan yang baik dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset
aset strategis yang penting (aset berwujud dan tidak berwujud). Bagi perusahaan
manufaktur, hasil penelitian ini diharapkan dapat berimplikasi akan meningkatkan
pengelolaan intellectual capital (IC) sehingga perusahaan memiliki kemampuan
menciptakan value added bagi perusahaan.
Keterbatasan penelitian ini yaitu sampel pada penelitian ini kurang
representatif dan mengakibatkan hasil penelitian mungkin menjadi kurang maksimal. Variabel efektivitas pengawasan, intellectual capital,ukuran
perusahaan, leverage dan ROA dalam menjelaskan variabel financial distress
hanya sebesar 23,5 %. Hal ini menunjukkan masih ada variabel lain yang dapat
mempengaruhi financial distress.Teori yang digunakan dalam penelitian belum
bisa secara maksimal menggambarkan bagaimana keterkaitan antar variabel.