PENGARUH KEPUASAN KOMPENSASI, PENGENDALIAN INTERNAL, MORALITAS APARAT dan KOMPETENSI TERHADAP FRAUD pada PENGELOLAAN DANA DESA

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh kepuasan
kompensasi, pengendalian internal, moralitas aparat dan kompetensi terhadap
fraud
pada pengelolaan dana desa. penelitian ini dilakukan di kabupaten
Bengkulu Utara dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu
convenience sampling yakni berdasarkan ketersedian elemen dan kemudahan
untuk mendapatkannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada perangkat desa yang menjabat
sebagai kepala desa, sekretaris desa, kepala urusan keuangan, dan kepala urusan
perencanaan di kabupaten Bengkulu Utara dengan sampel sebanyak 92 responden.
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
bantuan program SPSS versi 23.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kepuasan
kompensasi
berpengaruh negatif terhadap fraud pada pengelolaan dana desa (2) Pengendalian
internal berpengaruh negatif terhadap fraud pada pengelolaan dana desa (3)
Moralitas aparat berpengaruh negatif terhadap fraud pada pengelolaan dana desa
(4) Kompetensi aparatur berpengaruh positif terhadap fraud pada pengelolaan
dana desa .
Implikasi dari penelitian ini yaitu (1) secara praktis diharapkan dapat
membantu memberikan informasi untuk pemerintah desa dan sebagai referensi
bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti pengaruh kepuasan
kompensasi, pengendalian internal, moralitas aparat, dan kompetensi terhadap
fraud pada pengelolaan dana desa. (2) secara teoritis berdasarkan hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa semua variabel yang mengkonfirmasi atau mendukung
teori fraud hexagon yaitu variabel kepuasan kompensasi, pengendalian internal,
moralitas aparat, dan kompetensi.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yakni belum tercapainya
keseluruhan sampel dari pemerintah desa yang ada di kabupaten Bengkulu Utara
karena peneliti hanya meneliti di tiga kecamatan yang terkena fraud saja dan
hanya mengukur beberapa variabel dari fraud hexagon dan tidak mengukur
indikator terbaru seperti ego dan kolusi yang diduga juga mempengaruhi fraud di
pemerintah desa. Berdasarkan hal tersebut maka disarankan bagi peneliti
selanjutnya, untuk memperluas populasi agar mendapatkan sampel yang lebih
maksimal serta diharapkan bisa menambahkan indikator lain seperti ego dan kolusi yang diduga dapat mempengaruhi fraud untuk mendapatkan hasil yang
lebih maksimal.