Sukrianto, Muhammad and Lizar, Alfansi and Syaiful, Anwar (2021) PERILAKU BERZAKAT GENERASI MILENIAL URBAN MUSLIM INDONESIA. Masters thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
DISERTASI MUHAMMAD SUKRIANTO.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (8MB)
Abstract
Zakat adalah salah satu instrumen ekonomi dalam Islam yang diyakini
mampu menjadi solusi dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Zakat sangat berpotensi mengatasi kesenjangan
ekonomi dan menekan kemiskinan di suatu negara. Zakat juga dapat menjadi
instrumen dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di level individu maupun
masyarakat yang juga berdampak pada peningkatan pertumbuhan perekonomian
secara makro. Lebih tepatnya zakat merupakan instrumen yang bertujuan untuk
mengurangi bahkan menghilangkan kemiskinanan (Qardhawi, 2007).
Kesenjangan antara potensi dan realisasi zakat di Indonesia menjadi
persoalan klasik yang tetap menarik untuk dikaji dan dicarikan solusinya.
Berdasarkan laporan Baznas (2019) dalam Outlook Zakat Indonesia 2019, potensi
penghimpunan zakat di Indonesia dapat mencapai 3,4% dari total Produk
Domestik Bruto (PDB). Studi terakhir oleh Pusat Kajian Strategis Baznas tentang
Indikator Pemetaan Potensi Zakat (IPPZ) Tahun 2019 menunjukkan bahwa secara
keseluruhan potensi zakat di Indonesia mencapai Rp.233,8 triliun (Baznas, 2019).
Kesimpulannnya adalah bahwa besarnya potensi zakat di Indonesia belum
sebanding dengan realisasi penghimpunan dana zakat yang ada. Walaupun
realisasi penghimpunan dana zakat terus mengalami peningkatan namun masih
sangat jauh dibandingkan dengan potensi yang seharusnya bisa diperoleh.
Melihat besarnya potensi penghimpunan dana zakat tersebut maka
pemerintah Indonesia melalui Baznas sebagai satu-satunya lembaga resmi
pengelola dana zakat yang dibentuk pemerintah melalui Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001 telah melakukan berbagai inovasi
program dan perluasan jaringan akses lembaga pengelola zakat. Pada saat ini
paling tidak terdapat 34 lembaga Baznas Provinsi dan 500 lembaga Baznas di
tingkat Kabupaten Kota yang tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia. Di antara
inovasi yang dilakukan oleh Baznas dalam mendorong terjadinya peningkatan
penghimpunan dana zakat di Indonesia adalah dengan menyediakan system
layanan pembayaran zakat secara elektronik dan digital melalui platform online.
Saat ini sudah tersedia banyak layanan online dalam membayar zakat. Sistim
online ini memberikan kemudahan bagi para wajib zakat dan memberikan peluang
yang lebih luas dalam meraih donator atau muzakki.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab kesenjangan antara potensi dan
realisasi penghimpunan zakat di Indonesia adalah rendahnya intensi umat Islam
untuk membayarkan zakatnya kepada lembaga pengelola zakat yang dibentuk
oleh pemerintah seperti Baznas. Fungsi zakat sebagai instrument okonomi dalam
mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan hanya akan dapat
ix
terwujud apabila penghimpunan dan pengelolaan dana zakat dilakukan secara
maksimal dan optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi intensi milenial urban muslim Indonesia dalam membayar zakat.
Dipilihnya generasi milenial sebagai objek penelitian karena kelompok generasi
ini memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri dan pada saat ini jumlahnya
mencapai 88 juta jiwa atau 33,75 % dari total penduduk Indonesia sebagai bentuk
dari bonus demografi. Terdapat banyak penelitian sebelumnya yang mengkaji
tentang perilaku khususnya intensi dan beberapa meneliti tentang intensi dalam
membayar zakat. Dari beberapa penelitian tersebut, terdapat celah penelitian yang
merupakan empirical gap yang memerlukan pengkajian lebih lanjut sebagai akibat
belum konsistennya hasil-hasil penelitian terdahulu. Di antara celah tersebut
adalah belum ada penelitian yang memfokuskan objek penelitian tentang perilaku
berzakat pada generasi milenial dan belum ada juga yang menginvestigasi
pengaruh pembayaran elektronik terhadap intensi berzakat serta pengaruh
moderasi dari ulama endorsement. Oleh karena itu, penelitian ini menambahkan
beberapa variabel yang memengaruhi intensi dalam membayar zakat. Variabel
pembayaran elektronik zakat secara daring menarik untuk diteliti seiring dengan
terus berkembangnya kemajuan teknologi khusunya pada generasi milenial urban
muslim yang tinggal di kota-kota besar yang dalam kesehariannya akrab dengan
penggunaan aplikasi secara daring berbasis digital di berbagai aspek kehidupan.
Begitu juga dengan pengaruh moderasi ulama endorsement dalam mengarahkan
dan mendorong generasi ini untuk membayar zakat penghasilan.
Penelitian ini menggunakan pengembangan teori tindakan beralasan
(TRA), teori perilaku terencana (TPB), dan model penerimaan teknologi (TAM) -
untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi intensi milenial Indonesia
dalam membayar zakat. Teori tersebut memperkenalkan lima variabel (yaitu
sikap, kepercayaan pada lembaga zakat, religiositas, dan pembayaran elektronik)
dalam memprediksi intensi mereka untuk membayar zakat. Studi ini juga
menyelidiki efek moderasi dari dukungan ulama terhadap intensi. Fishbein dan
Ajzen (1975) menyatakan bahwa intensi merupakan prediktor dari perilaku untuk
memprediksi perilaku. Intensi adalah penentu yang paling utama dalam
membentuk perilaku. Intensi juga merupakan posisi seseorang dalam dimensi
probabilitas subjektif yang melibatkan suatu koneksi antara beberapa tindakan
dengan dirinya. Diantara factor yang memengaruhi intensi termasuk di dalamnya
intensi membayar zakata adalah sikap individu terhadap zakat itu sendiri. Menurut
Bidin dan Idris (2007) sikap telah secara konstan dianggap menentukan intensi,
dihipotesiskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dan intensi
membayar Zakat penghasilan di antara komunitas Muslim. Azman dan Bidin
(2015) menyatakan bahwa dalam menyelidiki perilaku berzakat, sikap adalah
salah satu faktor penting yang harus diselidiki karena memahami sikap orang akan
membantu lembaga zakat dalam menemukan cara untuk meningkatkan
pengumpulan zakat di masa depan.
Faktor berikutnya yang memengaruhi intensi adalah kepercayaan para
wajib zakat kepada lembaga zakat yang ada. Ghazali et al. (2016) menyatakan
bahwa kepercayaan kepada lembaga zakat dapat didefinisikan sebagai
ketergantungan para wajib zakat terhadap lembaga zakat tentang peran dan
x
tanggung jawab lembaga zakat dalam mengumpulkan dan mendistribusikan zakat
kepada penerima yang memenuhi syarat. Kepercayaan kepada lembaga zakat
esensinya adalah keinginan muzzaki untuk mengandalkan lembaga zakat dalam
menyalurkan zakatnya kepada para mustahiq yang berhak menerima zakat karena
mereka yakin bahwa lembaga tersebut profesional, amanah dan transparan.
Kepercayaan memainkan peran yang penting karena kelangsungan hidup
Lembaga zakat akan sangat tergantung pada tingkat pengumpulan zakat dari
pembayar zakat. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa kepercayaan muzakki
memainkan peran penting karena aktivitas mereka akan berkorelasi dengan
tingkat kepercayaan yang mereka dapatkan dari para wajib zakat.
Faktor selanjutnya adalah religiositas. religiositas merupakan keyakinan
seseorang dalam mengimani agamanya, disertai dengan tingkat pengetahuan yang
diwujudkan dengan pengamalan terhadap agama yang diyakini dan mematuhi
aturan-aturan serta menjalankan kewajiban-kewajiban dengan keikhlasan hati
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks Islam religiositas meliputi dimensi
jasmani dan rohani, fikir dan dzikir, akidah dan ritual, penghayatan dan
pengamalan, akhlak, individual dan kemasyaratan, dunia dan ukhrawi. Cukup
banyak penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang perilaku khususnya tentang
intensi dalam membayar zakat. Beberapa penelitian menemukan bahwa
relegiusitas secara signifikan memengaruhi intensi.
Faktor lainnya yang memengaruhi intensi adalah system pembayaran
daring yang memberikan kemudahan dalam membayar zakat. Perkembangan
teknologi telekomunikasi dan komputerisasi menyebabkan terjadinya perubahan
kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk melakukan komunikasi dan
bisnis pada era yang sudah sangat maju ini, media elektronik mejadi salah satu
andalan yang sangat penting dalam penggunaannya. Menurut Alfansi (2012)
Saluran distribusi elektronis lebih banyak digunakan oleh konsumen yang
mempunyai perilaku positif terhadap kenyamanan, pergantian, teknologi, serta
konsumen yang merasa percaya memakai electronic banking serta mempunyai
pengetahuan tentang pemakaian teknologi saluran distribusi. Instrumen dan
metode yang memudahkan dalam pembayaran zakat diyakini memiliki pengaruh
terhadap intensi para wajib zakat khususnya generasi milenial dalam membayar
zakat. Sistem dan teknologi mutakhir dibutuhkan dalam kehidupan modern saat
ini. Banyak fasilitas diciptakan sebagai hasil dari pemikiran manusia untuk
memfasilitasi aktivitas manusia. Aktivitas manusia semakin padat dan kompleks
yang mengarah pada pengembangan dan inovasi teknologi.
Selanjutnya, dalam penelitian ini ulama endorsement dihipotesikan
memiliki pengaruh moderasi terhadap intensi. Di era globalisasi saat ini peran
ulama bukan hanya sekedar mengajarkan ilmu agama dalam memberikan
pencerahan kepada umat. Umat butuh ulama bukan hanya dalam urusan
hubungan dengan Allah, tetapi dalam urusan dengan sesama manusia pun perlu
panduan wahyu melalui penjelasan para ulama. Kehadiran endorser ulama dalam
iklan terutama di televisi dan sosial media merupakan fenomena yang relatif baru
dan cukup menarik untuk diperhatikan dan diteliti lebih lanjut. Dalam konteks
zakat, para tokoh atau pemimpin Agama Islam memiliki peran sebagai endorser
dalam mendorong ataupun mengajak umatnya untuk memenuhi kewajiban mereka
dalam membayar zakat.
xi
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah para wajib zakat dari kalangan
generasi milenial urban Indonesia yaitu orang Islam yang telah bekerja dan
memiliki penghasilan sehingga berkewajiban menunaikan zakat yang tinggal di
perkotaan, lahir dari kisaran tahun 1980 sampai dengan 2000 yang pada saat ini
berusia antara 20 sampai dengan 40 tahun Martin dan Tulgan (2006). Mengingat
luasnya jumlah populasi, maka sampel penelitian ini termasuk ke dalam kategori
non-probability sampling, Penentuan Jumlah sampel dalam penelitian ini
disesuaikan dengan model analisis yang digunakan yaitu Structural Equation
Model (SEM). Jumlah sampel yang direkomendasikan untuk dianalisis
menggunakan SEM berkisar antara 200 sampai dengan 400 responden atau
sebanyak 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi (Hair et al., 2010). Oleh
karena itu, dengan jumlah indikator sebanyak 60 maka hitungan sampel yang
diambil berkisar 300 - 600 sampel.
Dari proses pengumpulan data penyebaran kuesioner online dengan teknik
snowball ini terdapat 528 responden yang mengisi dan mengirim kembali
kuesioner namun demikian 394 responden ditetapkan sebagai sampel karena
memenuhi kriteria untuk diolah, sementara sisanya tidak dapat diproses karena
pengisian data tidak lengkap. Untuk itu ditetatapkan jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini sebanyak 394 sampel. Sedangkan untuk sampel wawancara
diambil sebanyak 10 orang, mengingat tujuan dari wawancara adalah untuk
memperoleh informasi secara langsung dan memperkuat penjelasan tentang
perilaku intensi berzakat generasi milenial yang telah diperoleh dari kuesioner.
Pengambilan sampel dengan teknik sampling snowball dilakukan secara daring
dengan menggunkan aplikasi google form survey, di mana pertanyaan dan
pernyataan kuesioner penelitian diinput. Kuesioner penelitian dengan alamat
tautan https://forms.gle/XpaF34iTvfq5EGAN9 disebar ke titik-titik sampel dari
kalangan generasi milenial muslim urban yang tinggal di empat belas kota besar
di Indonesia antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Daerah Istimewa Jogjakarta,
Surabaya, Bandar Lampung, Jambi, Bengkulu, Palembang, Padang, Kepulauan
Riau, Medan, Kalimantan Barat, Makassar, Ambon dan Bengkulu.
Data yang diperoleh melalui penyebaran angket/kuesioner dianalisis
dengan menggunakan SEM. Model persamaan struktural adalah salah satu metode
multivariat yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel
yang kompleks. SEM merupakan pendekatan terintegrasi antara analisis faktor,
model struktural dan analisis path (jalur). Disisi lain SEM juga merupakan
pendekatan terintegrasi antara analisis data dengan konstruksi konsep (Hair et al.,
2010). Teknik analisis data hasil wawancara dalam penelitian ini mengikuti
konsep yang diajukan oleh Miles dan Huberman (1994) yang menyatakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.
Setelah dilakukan uji normalitas, uji validitas dan reliabilitas konstruk,
selanjutnya model diuji kecocokannya dengan melihat beberapa kriteria Goodness
of Fit model dengan nilai Chi Square, Probability, DF, GFI, AGFI, TLI, CFI, dan
RMSEA. Hasil pengujian model struktural menunjukkan secara keseluruhan nilai
dari kriteria goodness of fit telah memenuhi syarat yang ditentukan. Hal ini
terlihat dari nilai GFI, AGFI, dan CFI yang semuanya berada di atas cut of value
xii
0,8. Sedangkan nilai RMSEA yang sudah lebih kecil dari 0,08 dan nilai CMIN/DF
yang lebih kecil dari 2. Nilai chi-square yang diharapkan kecil juga sudah
terpenuhi dengan p-value yang lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Sehingga
secara umum dapat dikatakan bahwa model ini memiliki tingkat kesesuaian yang
baik. Hair et al. (2006) menyebutkan dengan penggunaan 4 – 5 dari kriteria GOF
dianggap sudah mencukupi untuk menilai kelayakan suatu model, asalkan
masing-masing kriteria dari GOF yaitu absolute fit indices, incremental fit indices,
dan parsimony fit indices terwakili. Berdasarkan nilai indeks goodness of fit
model struktural, secara keseluruhan model struktural dapat dengan baik
menggambarkan data empiris yang digunakan pada penelitian ini. Oleh karena itu,
model struktural dapat dengan baik mengukur konstruk dalam penelitian ini.
Setelah secara keseluruhan model struktural dinyatakan dapat dengan baik
menggambarkan data empiris yang digunakan pada penelitian ini maka dilakukan
pengujian hipotesis penilitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap,
kepercayaan pada lembaga zakat, religiositas, dan pembayaran elektronik secara
statistik berpengaruh signifikan terhadap intensi milenial muslim Indonesia dalam
membayar zakat. Pengaruh tersebut juga dimoderasi secara signifikan oleh
variabel dukungan ulama. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara melihat nilai
critical ratio (CR) yang dihasilkan dari perhitungan loading factors dan varians
dari setiap hubungan antar konstruk yang terdapat dalam model penelitian dan
melihat nilai estimasi standardized regression weights yang berasal dari
perhitungan estimasi pada masing-masing hubungan antar konstruk penelitian.
Nilai estimasi dan critical ratio antar konstruk pada model struktural yang diuji,
diperoleh bahwa seluruh konstruk memiliki nilai CR lebih besar dari 1,96 dengan
probabilitas lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dalam penelitian ini kedelapan
hipotesis dapat dibuktikan diterima secara statistic. Berikut kesimpulan hasil
pengujian hipotesi penelitian:
1) Sikap berpengaruh secara signifikan terhadap intensi milenial dalam
membayar zakat penghasilan dengan nilai CR sebesar 2.074 (lebih besar dari
1.96);
2) Kepercayaan pada lembaga zakat berpengaruh secara signifikan terhadap
intensi milenial dalam membayar zakat penghasilan dengan nilai CR 3.408
(lebih besar dari 1.96);
3) Religiositas berpengaruh secara signifikan terhadap intensi milenial dalam
membayar zakat penghasilan nilai CR sebesar 2.061 (lebih besar dari 1.96);
4) Pembayaran elektronik berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
milenial dalam membayar zakat penghasilan nilai CR sebesar 7.638 (lebih
besar dari 1.96);
5) Ulama endorsement secara signifikan memberikan efek memoderasi pada
pengaruh variabel sikap terhadap intensi milenial dalam membayar zakat
penghasilan dengan nilai CR 4.136 (lebih besar dari 1.96);
6) Ulama Endorsement secara signifikan memilki efek memoderasi pada
pengaruh variabel kepercayaan kepada lembaga zakat terhadap intensi
milenial untuk membayar zakat penghasilan dengan nilai CR 7.844 (lebih
besar dari 1.96);
7) Ulama Endorsement secara signifikan memoderasi pengaruh variabel
religiositas milenial terhadap intensi mereka untuk membayar zakat
penghasilan dengan nilai CR 7.126 (lebih besar dari 1.96);
xiii
8) Ulama Endorsement secara signifikan memoderasi pengaruh variabel
pembayaran elektronik milenial terhadap intensi mereka untuk membayar
zakat penghasilan engan nilai CR 5.379 (lebih besar dari 1.96).
Penelitian ini adalah yang pertama untuk menguji perilaku milenial
Indonesia dalam membayar zakat dan efek moderasi dari ulama endorsement
terhadap intensi membayar zakat. Studi ini memperkaya studi sebelumnya dengan
mengaplikasikan pengembangan teori TRA, TPB, dan TAM secara bersamaan
untuk menjelaskan perilaku. Sesuai dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini
menemukan bahwa sikap, kepercayaan pada lembaga zakat, dan religiositas
merupakan faktor yang memengaruhi niat berzakat. Penelitian ini juga
menemukan bahwa pembayaran elektronik tidak hanya relevan untuk belanja
online tetapi juga untuk perilaku pro-sosial seperti membayar zakat. Lebih lanjut,
penelitian ini memberikan bukti bahwa ulama memiliki peran penting dalam
memoderasi hubungan antara variabel sikap, kepercayaan pada lembaga zakat,
religiositas, dan pembayaran elektronik dengan intensi membayar zakat. Ulama
yang menjadi pengemban dakwah nabi memiliki peran strategis dalam mendorong
masyarakat untuk melaksanakan kewajiban mereka dalam membayar zakat.
Ulama sebagai model dan panutan diharapkan dapat memberikan informasi dan
mensosialisasikan zakat sebagai kewajiban yang harus ditaati oleh umat Islam.
Melalui pemberian informasi, dorongan dan edukasi yang diberikan ulama
sebagai panutan masyarakat berdampak pada kepatuhan masyarakat terhadap
kewajiban yang harus dipenuhi.
Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat kepada berbagai pihak,
baik bagi lembaga pengelola zakat seperti Baznas ataupun lembaga penghimpun
dan pengelola dana zakat lainnya yang dibentuk oleh pemerintah dalam
mendorong tumbuh kembangnya penghimpunan dan pemanfaatan dana zakat
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, memberantas kemiskinan, dan
meningkatkan kesejahteraan umat.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | Postgraduate Program |
Depositing User: | 56 nanik rahmawati |
Date Deposited: | 09 Aug 2024 08:04 |
Last Modified: | 09 Aug 2024 08:04 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/19787 |