COMPETITIVE ADVANTAGE BANK PEMBANGUNAN DAERAH DALAM PENCAPAIAN TARGET KINERJA IMPLEMENTASI PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH YANG MASUK KATEGORI BANK UMUM BERDASARKAN KEGIATAN USAHA 1 DI INDONESIA

Latar belakang penelitian ini adalah kondisi real fenomena implementasi penyertaan modal
yang terjadi di Pemerintah Daerah ke Bank Pembangunan Daerah yang memiliki karakteristik
yang harus di perkuat dengan skema Kelompok Usaha Bersama. Penyertaan modal pemerintah
daerah ke Bank Pembangunan Daerah banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor politik anggaran,
kelemahan regulasi dan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penguatan modal inti.
Beberapa Bank Pembangunan Daerah di Indonesia sampai dengan periode Tahun 2020, yang
masih belum memenuhi ketentuan minimal modal inti sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) antara lain adalah Bank Pembangunan Daerah Bengkulu dan Sulawesi Tengah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi competitive advantage dalam
penyertaan modal pada PT Bank Pembangunan Daerah (Bank Pembangunan Daerah periode
Oktober 2020 yang masih masuk kategori Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Usaha 1). Tujuan
spesifik dalam penelitian ini adalah membangun model implementasi terbaik penyertaan modal
daerah ke PT Bank Pembangunan Daerah yang terintegrasi dengan sistem perencanaan dan
penganggaran serta terintegrasi dengan prioritas pembangunan daerah. Penelitian ini
menggunakan motode kualitatif dimana untuk mendapatkan gambaran sebenarnya terkait dengan
mengembangkan analisa proses dengan menggunakan sumber data langsung, informan dalam
penelitian ini berjumlah 37 orang. Penemuan dalam penelitian ini adalah bahwa PT Bank
Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu telah berhasil melakukan perbaikan sistem manajemen
berdasarkan rasio keuangan penting, pertumbuhan, good corporate governance (GCG) dan profil
risiko. PT Bank Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah mampu meningkatkan profit
pendapatan bunga bersih ditengah pandemi Covid-19 Tahun 2020.
Hasil penelitian dari aspek penerapan competitive advantage merekomendasikan PT Bank
Pembangunan Daerah masih perlu mengoptimalkan kinerja penyertaan modal dari sisi subtansi
strategi biaya rendah, strategi pembedaan produk (differentiation), dan strategi fokus. Hasil
penelitian merumuskan desain model implementasi untuk membangun integrasi sistem penyertaan
modal pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota ke PT Bank Pembangunan Daerah secara
optimal dan regulatif dengan operasional adalah : Tahap 1, manajemen pernyertaan modal
diintegrasikan dengan peraturan daerah tentang RPJMD, dokumen Renstra SKPD, dan Dokumen
RKPD. Tahap 2, manajemen penyertaan modal diimplementasikan dalam Peraturan Daerah
tentang APBD, kemudian direalisasikan serta di evaluasi dalam RUPS dan rapat koordinasi
lainnya. Integrasi model sistem penyertaan modal pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota ke
PT Bank Pembangunan Daerah dengan dokumen peencanaan dan penganggaran memberikan
suatu penguatan sistem dalam pengalokasian anggaran untuk kebutuhan penyertaan modal
pemerintah daerah ke PT Bank Pembangunan Daerah. Implementasi strategi yang efektif dengan
tetap memperhatikan hubungan antara tujuh faktor yaitu strategy, structure, systems, style, staff,
skills, subordinate goals (Okumus, 2003). Tahap 3, kebutuhan percepatan pencapaian modal inti
dalam jangka pendek adalah implementasi skema Kelompok Usaha Bersama. Keterbaharuan
dalam penelitian ini, berupa model implementasi penyertaan modal pemerintah daerah ke PT
Bank Pembangunan Daerah secara optimal sesuai dengan ketetapan dalam regulasi tentang
penyertaan modal yang di integrasikan dalam regulasi perencanaan dan penganggaran jangka
menengah dan jangka pendek. Rekomendasi penelitian selanjutnya, competitive advantage dapat
dikaji kearah subtansi penyertaan modal yang lebih luas dengan pendekatan studi kasus jamak.