PENGARUH PEMBERIAN MIX HERBAL TERHADAP KECERNAAN PROTEIN KASAR (PK) DAN SERAT KASAR (SK) PADA KAMBING LOKAL YANG TERINFESTASI Haemonchus contortus DENGAN DIBERI PAKAN FERMENTASI LUMPUR SAWIT

Kambing salah satu jenis ternak ruminansia yang sangat potensial dikembangkan
sebagai ternak penghasil daging dalam rangka pemenuhan kebutuhan daging nasional yang
terus meningkat. Produktivitas kambing lokal di Indonesia relatif masih rendah. Untuk
dapat berproduksi dengan baik maka kebutuhan nutrisi harus terpenuhi. Pakan merupakan
faktor penting dalam usaha peternakan kambing. Sulitnya memenuhi kebutuhan pakan
dengan pemeliharaan kambing skala besar menjadikan pakan fermentasi dari limbah
pertanian seperti lumpur sawit (solid) sebagai solusi alternatif penyediaan pakan yang
dapat disimpan. Kandungan nutrisi pada bahan pakan berpengaruh terhadap proses
kecernaan ternak. Selain pakan, faktor penting lainya di dalam peternakan adalah masalah
kesehatan dan penyakit. Salah satu penyakit yang sering menyerang ternak kambing adalah
cacingan (Haemonchus contortus). Dengan demikian diperlukan kombinasi dari
suplementasi mix herbal dengan pakan fermentasi lumpur sawit untuk diharapkan dapat
meningkatkan kecernaan protein kasar (PK) dan Serat Kasar (SK) pada kambing yang
terinfestasi Haemonchus contortus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian mix herbal
terhadap kecernaan protein kasar (PK) dan serat kasar (SK) pada kambing Lokal yang
terinfestasi Haemonchus contortus dengan diberi pakan fermentasi lumpur sawit.
Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Desember 2021 sampai pada bulan April 2022, di
Kelurahan Sungai Rupat, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu dan Laboratorium
Nutrisi Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu serta analisis
serat kasar dan protein kasar dilakukan di Laboratorium PAU Institut Pertanian Bogor,
Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan 3 perlakuan
dan setiap perlakuan menggunakan 7 ekor kambing jantang lokal dengan rataan berat
badan 15,30 ± 2,80 kg. Semua perlakuan diberi fermentasi solid ad libitum + fermentasi
tebon jagung + dedak + ampas tahu, P0 : Kontrol pelet non herbal + Ivermectin, P1 : Pelet
mix herbal (Andrographis paniculata + Melastoma malabathricum L + Curcuma longa),
P2 : Pelet mix herbal (Andrographis paniculata + Melastoma malabathricum L +
Curcuma mangga). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA dan jika terdapat
perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian mix herbal pada kambing lokal
yang terinfestasi Haemonchus contortus berbeda nyata lebih baik dibanding kambing lokal
tanpa pemberian mix herbal. Dengan hasil perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
kecernaan PK dengan P0 (75,52 %), P1 (79,20 %), P2 (81,07 %) tetapi tidak berpengaruh
nyata terhadap kecernaan SK dengan P0 (77,43 %), P1 (78,57 %), P2 (81,63 %).