HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA MINIMUM REGIONAL IKAN KERING DI PROVINSI BENGKULU

Usaha Mikro Kecil (UMK) mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan
berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Berdasarkan statistik, perekonomian di Indonesia didominasi oleh Usaha Mikro Kecil
(UMK). Salah satu sektor yang menyumbang pelaku UMK di Indonesia yaitu sektor
perikanan. Hasil produksi perikanan tangkap terbanyak yaitu di Kota Bengkulu, di posisi
kedua yaitu Kabupaten Mukomuko. Kedua daerah ini menjadi sentra produksi produk
perikanan tangkap laut di Provinsi Bengkulu, salah satu produk perikanan yang dihasilkan
yaitu ikan kering yang pengolahannya masih dalam skala rumah tangga, disebut juga
dengan Usaha Mikro Kecil (UMK). Dalam Pengolahan ikan kering, masih banyak
pengrajin ikan kering yang tidak mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan hal ini
menyebabkan sering terjadi kesalahan dalam perhitungan biaya-biaya yang digunakan saat
proses produksi, akibatnya keuntungan yang diperoleh tidak diketahui dengan pasti. Harga
pokok produksi erat kaitannya dengan penetapan harga minimum regional, yaitu batas
terendah harga jual pada suatu produk agar produsen tetap mendapatkan keuntungan dari
hasil produksi. Penetapan harga minimum berfungsi untuk memastikan bahwa harga jual
produsen selalu lebih tinggi dari biaya pokok produksi sehingga produsen masih dapat
untung dan mampu memproduksi barang secara kontinyu. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis harga pokok produksi dan harga minimum regional per jenis ikan
kering di Provinsi Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Jaya Kecamatan Kampung Melayu
Kota Bengkulu dan Kelurahan Koto Jaya, Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten
Mukomuko, dengan responden sebanyak 157 pengrajint ikan kering. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder sedangkan metode analisis yang
digunakan adalah metode perhitungan harga pokok produksi untuk menjawab tujuan satu
dan metode perhitungan harga minimum regional untuk menjawab tujuan kedua.
Pada usaha pembuatan ikan kering asin setelah dianalisis diketahui bahwa harga
pokok produksi rata-rata perjenis ikan, yaitu ikan kerong yaitu Rp 10.209/Kg dengan harga
jual Rp 20.318/Kg. Harga pokok produksi ikan kase yaitu Rp 9.700/Kg dengan harga jual
Rp 14.628/Kg. Harga pokok produksi ikan gleberan yaitu Rp 18.577/Kg dengan harga jual
ikan kering 27.045/Kg. Keuntungan rata-rata yang diperoleh pengrajin ikan kering dari
semua jenis ikan kering yaitu sebesar Rp Rp 7.835/Kg. Dari hasil analisis diketahui bahwa
harga pokok produksi ikan kering di Provinsi Bengkulu lebih rendah dari harga jualnya.
Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan yang didapat pengrajin ikan kering sudah cukup
untuk menutupi semua biaya produksi, keuntungan yang didapat juga bisa dimanfaatkan
untuk melanjutkan produksi ikan kering di periode berikutnya. Berdasarkan analisis harga
minimum regional ikan kerong yaitu Rp 13.272/Kg, ikan kase yaitu Rp 12.610/Kg dan
ikan gleberan yaitu Rp 24.151/Kg. Berdasarkan hasil analisis harga minimum regional per
jenis ikan kering diatas menunjukkan bahwa penetapan harga minimum regional oleh
pengrajin ikan kering masih mendapatkan laba penjualan di tingkat produsen. Berdasarkan
hasil analisis tersebut juga dapat diketahui bahwa bahwa rata-rata harga jual yang
ditentukan pengrajin ikan kering di Provinsi Bengkulu sudah di atas harga pokok produksi
sehingga pengolah ikan kering di Provinsi Bengkulu sudah memperoleh laba dengan harga
jual yang berlaku.
Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, Harga Minimum Regional.