PERAN RELIGIOSITAS, PENGENDALIAN DIRI DAN KESADARAN DIRI PADA PERILAKU KETIDAKJUJURAN AKADEMIK MAHASISWA AKUNTANSI

Perilaku ketidakjujuran akademik merupakan suatu hal yang sering terjadi
pada kalangan mahasiswa. Perilaku ini menjadi masalah yang belum teratasi
hingga sekarang pada berbagai tingkat pendidikan di dunia. Faktanya seseorang
yang berkomitmen selalu melakukan kecurangan akademik selama studi memiliki
kecenderungan yang lebih tinggi untuk berperilaku tidak etis dan curang di tempat
kerja. Mahasiswa akuntansi sebagai calon seorang akuntan atau profesi akuntansi
lainnya harus ditanamkan nilai moral yang tinggi khususnya berperilaku jujur agar
dapat tertanam prinsip etika profesi akuntansi sejak sebelum menjadi seorang
akuntan yang resmi dan dapat mematuhi kode etik akuntan oleh IAI. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji dan membuktikan peran religiositas, pengendalian diri
dan kesadaran diri pada perilaku ketidakjujuran akademik mahasiswa akuntansi.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan
desain penelitian survei. Penelitian ini menggunakan data primer yang
dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner melalui link google form.
Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling. Populasi
pada penelitian ini yaitu mahasiswa akuntansi yang berada di kota Bengkulu dan
Jabodetabek. Total sampel dari penelitian ini adalah 129 mahasiswa. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sempls dengan
bantuan aplikasi smartpls. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa religiositas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku
ketidakjujuran akademik mahasiswa akuntansi, tetapi pada perbandingan status
kota asal tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat ketidakjujuran akademik dari
segi kota kecil (Bengkulu) dan kota besar (Jabodetabek). Pada pengendalian diri
dan kesadaran diri sebagai variabel moderasi tidak dapat memoderasi pengaruh
religiositas terhadap perilaku ketidakjujuran akademik mahasiswa akuntansi. Namun berdasarkan hasil uji pengendalian diri memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ketidakjujuran akademik sebagai variabel independen.
Pada penelitian ini ada beberapa keterbatasan yang dapat dijadikan saran
untuk peneliti selanjutnya yaitu pertama penelitian ini terbatas pada sampel
mahasiswa akuntansi di kota Bengkulu dan Jabodetabek. Oleh karena itu, hasilnya
mungkin tidak dapat langsung diterapkan pada populasi mahasiswa akuntansi di
lokasi lain atau di seluruh Indonesia, sehingga disarankan untuk dapat
memperluas populasi penelitian. Kedua ketidakmampuan menentukan jenis dari
pada moderasi yang tidak berpengaruh sehingga dapat dipertimbangkan untuk
menggunakan instrumen pengukuran yang lebih mendalam dan kontekstual dalam
mengukur kontrol diri, kesadaran diri, dan religiositas. Ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih akurat tentang variabel-variabel tersebut dalam konteks
perilaku akademik. Ketiga beberapa variabel, seperti religiositas, kontrol diri, dan
kesadaran diri, diukur menggunakan instrumen kuesioner yang bergantung pada
jawaban subjektif responden. Hal ini dapat menyebabkan potensi bias dan
pengukuran yang kurang akurat. Maka pertimbangkan untuk menggunakan
pengukuran yang lebih objektif atau mengkombinasikan pengukuran subjektif
dengan pengukuran objektif, seperti pengawasan langsung atau analisis dokumen.