PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH PADA BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM SECARA HIDROPONIK AKIBAT FREKUENSI PENGAIRAN BERBEDA

Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan nasional karena
dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga hingga industri makanan. Menurunnya produksi
dan produktivitas bawang merah, disebabkan oleh kurangnya ketersediaan air dan
keterbatasan lahan . Kekurangan air sering terjadi pada daerah perkotaan. Terutama pada
pertanian perkotaan (urban farming). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menentukan
frekuensi pengairan sistem fertigasi yang tepat pada media tanam terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman bawang merah, (2) Menentukan frekuensi pengairan sistem fertigasi
tetes yang terbaik untuk tanaman bawang merah secara hidroponik, (3) Menentukan media
tanam terbaik tanaman bawang merah secara hidroponik.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2021 di Kota Bengkulu. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak Split-plot yang terdiri dari dua faktor percobaan yaitu
frekuensi pengairan dan media tanam. Petak utama yaitu frekuensi pengairan terdiri 5 taraf
yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 kali pengairan dalam sehari, dan anak petak adalah media tanam
yang terdiri dari dua taraf yaitu arang sekam dan cocopeat. Data yang diperoleh dari
penelitian ini dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) dan
diuji lanjut beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%.
Hasil analisis menunjuKkan bahwa tidak terjadi interaksi frekuensi pengairan dan
jenis media tanam terhadap variabel pengamatan. Frekuensi pengairan 5 kali per hari
menjadi yang terbaik. Media tanam cocopeat menjadi media tanam terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.