PENAMBAHAN TEPUNG TEMPE DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM RANSUM SEBAGAI Feed Supplement ALAMI TERHADAP PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix - coturnix Japonica) UMUR 16 - 24 MINGGU

Jainju, Ewiar and Desia, Kaharuddin and Kususiyah, Kususiyah (2023) PENAMBAHAN TEPUNG TEMPE DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM RANSUM SEBAGAI Feed Supplement ALAMI TERHADAP PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix - coturnix Japonica) UMUR 16 - 24 MINGGU. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
SKRIPSI_JAINJU_EWIAR_E1C018113 - Jay Jainju.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Performa produksi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi performa produksi yaitu pakan. Saat ini berbagai
penelitian dilakukan untuk mendapatkan pakan yang tepat untuk meningkatkan performa
produksi puyuh, salah satunya dengan memberikan Feed Supplement alami dalam ransum
yaitu daun kelor (Moringa oleifera). Kelor merupakan salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan menjadi pakan fungsional. Tanaman ini juga mengandung vitamin, mineral,
antioksidan, asam amino, esensial lengkap yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Fermentasi
tepung daun kelor diharapkan bisa meningkatkan protein kasar dan menurunkan serat
kasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan tepung tempe
daun kelor (TTDK) sebagai feed supplement alami dalam ransum terhadap performa
produksi telur puyuh. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian
sebelumnya yang melakukan evaluasi penambahan tepung tempe daun kelor (TTDK)
dalam ransum terhadap performa produksi telur puyuh (Coturnix-cotutnix Japonica) umur
8 -15 minggu, yang dilaksanakan di CZAL (Comercial Zone and Animal Laboratory)
Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), menggunakan 5 perlakuan dan 5
ulangan, setiap ulangan terdiri 8 ekor puyuh sehingga dibutuhkan puyuh sebanyak 200
ekor. Perlakuan P0: ransum basal, P1: ransum basal + 1% TTDK, P2: ransum basal + 2%
TTDK, P3: ransum basal + 3% TTDK, dan P4: ransum basal + 4% TTDK. Variabel yang
diamati adalah konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, produksi massa telur, dan
konversi ransum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung tempe daun kelor sampai
level 4% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap semua variabel. Rataan konsumsi
ransum berkisar 199,23 – 206,99 g/ekor/minggu, berat telur berkisar 10,32 – 10,75 g/butir,
produksi telur berkisar 4,24 – 5,00 butir/ekor/minggu, produksi massa telur berkisar 45,52
– 52,93 g/ekor/minggu, konversi ransum berkisar 3,99 – 4,7.
Kesimpulan dari penelitian penambahan tepung tempe daun kelor (Moringa
oleifera) sampai level 4% dalam ransum tidak dapat memperbaiki performa produksi telur
puyuh.

Item Type: Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined])
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Animal Science
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 28 Aug 2024 02:14
Last Modified: 28 Aug 2024 02:14
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/20762

Actions (login required)

View Item
View Item