Anisya, Nur Aqtika and Djamilah, Djamilah and Priyatiningsih, Priyatiningsih (2023) IDENTIFIKASI NEMATODA PARASIT TANAMAN PEPAYA DI KECAMATAN ARGA MAKMUR DAN HULU PALIK, KABUPATEN BENGKULU UTARA. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
SKRIPSI_ANISYA NUR AQTIKA E1K017012 - Anisya Nur Aqtika.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) adalah salah satu buah yang banyak
dibudidayakan masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun bisnis.
Pertumbuhan dan produksi pepaya dapat menurun bahkan gagal panen, penyebabnya
adalah kekurangan unsur hara, ataupun akibat serangan organisme pengganggu tanaman
(OPT). Salah satu jenis OPT penting yang menyerang tanaman pepaya adalah nematoda.
Luc et al. (1995) menyatakan bahwa ada dua jenis nematoda parasit yang menyerang dan
memiliki arti penting pada budidaya tanaman pepaya yaitu nematoda puru akar
(Meloidogyne spp.) dan nematoda Reniformis (Rotylenchulus spp.).
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi genus nematoda yang menyerang
tanaman pepaya, menghitung kerapatan populasi nematoda, menghitung jumlah dan
ukuran puru per 10 g sampel akar dan mengetahui penampakan gejala serangan nematoda.
Pengambilan sampel dilakukan bulan Februari 2021 selama ± empat minggu di
lokasi penelitian, dilanjutkan proses ekstraksi isolasi, fiksasi-menghitung kerapatan
populasi, pembuatan preparat dan identifikasi hingga bulan Juni 2021 di Laboratorium
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Sampling tanaman dilakukan
di dua kecamatan yaitu Kecamatan Arga Makmur, Desa Pagar Ruyung serta Desa Kali dan
Kecamatan Hulu Palik, Desa Batu Roto dan Air Baus I, Kabupaten Bengkulu Utara dengan
metode purposive sampling. Area sampling terpusat pada lahan budidaya tanaman pepaya
yang memiliki minimal 10 pohon. Pada masing-masing lokasi sampel diambil sebanyak
10% dari populasi tanaman. Tanaman yang diamati adalah jenis Calina atau California
berumur kurang lebih 2 tahun. Ekstraksi isolasi nematoda dilakukan dengan metode
Sentrifus. Populasi nematoda dihitung menggunakan plastik hitung di bawah mikroskop
stereo. Diameter puru diukur menggunakan mistar besaran mikrometer di bawah
mikroskop binokuler.
Hasil identifikasi nematoda parasit yang ditemukan adalah genus : Meloidogyne
spp., Rotylenchulus spp., Helicotylenchus spp., dan Criconemella spp.. Sementara satu
genus nematoda non parasit yang ditemukan adalah Mononchus spp. Kerapatan populasi
nematoda tertinggi terjadi pada lahan Pagar Ruyung, baik pada sampel tanah maupun
sampel akar. Tingginya kerapatan populasi nematoda yang ditemukan pada tiap lahan
dipengaruhi oleh jarak tanam, umur tanaman, pola tanam, pemupukkan, perawatan dan
faktor yang mempengaruhi lainnya. Setiap lahan yang diamati memiliki jumlah dan ukuran
puru yang berbeda-beda. Jumlah puru tertinggi terdapat pada lahan Kali yaitu 105 puru, hal
ini juga dibuktikan dengan tingginya kerapatan populasi nematoda Meloidogyne spp. yang
ditemukan pada masing-masing lahan. Jumlah puru terendah terdapat pada lahan Air Baus
I yaitu 5 puru. Hal ini dipengaruhi oleh keanekaragaman nematoda dominan yang
menyerang pada setiap lahan.
Kemampuan makan nematoda Mononchus spp. tidak terlalu efektif. Seperti hasil
penelitian yang didapatkan, kerapatan populasi Mononchus spp. pada lahan Pagar Ruyung
dan lahan Kali tinggi, tetapi serangan nematoda parasit tanaman di dua desa tersebut juga
tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Stirling (1985) yang menyatakan bahwa nematoda
Mononchus spp. dewasa hanya makan satu hingga maksimal empat nematoda parasit
dalam cawan petri pada uji coba laboratorium.
Gejala di atas permukaan tanah tidak terlalu spesifik sehingga sulit dibedakan
dengan gejala umum terserang nematoda lainnya. Perbedaan gejala yang ditemukan dapat
terjadi akibat serangan nematoda pada masing-masing lahan tidak terlalu parah. Pada
kondisi serangan parah gejala di atas permukaan tanah tanaman terserang nematoda berupa
layu, menguning bahkan mengalami kematian. Gejala serangan di bawah tanah dari
keempat lahan umumnya berupa puru akar. Dimana puru akar merupakan ciri khas dari
serangan genus Meloidogyne spp.. Sementara gejala di bawah permukaan tanah oleh genus
Rotylenchulus spp. dan genus Helicotylenchus spp. adalah akar nekrosis (Mulyadi, 2009).
Namun gejala oleh genus Rotylenchulus spp. dan genus Helicotylenchus spp. tidak
ditemukan pada sampel penelitian yang diamati. Hal ini sesuai dengan tingginya data
kerapatan populasi nematoda Meloidogyne spp. yang ditemukan di lahan penelitian.
Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Plant Protection |
Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
Date Deposited: | 18 Sep 2024 02:28 |
Last Modified: | 23 Sep 2024 01:46 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/21508 |