PENENTUAN RUTE DISTRIBUSI GAS LPG 3 KG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIX (STUDI PADA PT. CAROLINE PUTRI ANWAR LUBUKLINGGAU)

Untuk mendukung distribusi gas ke seluruh wilayah indonesia dengan
permintaan kebutuhan gas LPG yang tinggi di Indonesia, pemerintah Indonesia
maupun perusahaan gas negara yang mengelola (PT Pertamina) sudah
mengantisipasinya jauh-jauh hari. Maka pada tiap daerah dibangun suatu pusat agen
yang dibantu oleh sub-sub agen/pangkalan dibawahnya untuk dapat
mendistribusikan LPG agar sampai ke daerah di seantero Indonesia. Diharapkan
agen agen ini dapat berkerja dengan baik sehingga gas LPG ini dapat di
distribusikan sesuai permintaan dan kebutuhan masyarakat di suatu daerah.
PT Caroline Putri Anwar Lubuklinggau mengalami persoalan mengenai
biaya distribusinya dimana masalah in terletak pada biaya distribusi yang tinggi
dikarenakan jarak antara pangkalan dan gudang gas yang berbeda-beda sehingga
membuat pemborosan waktu, bahan bakar dan perawatan pada kendaraan yang
menyebabkan biaya transportasi yang tinggi. selain itu Permasalahan yang terjadi
pada PT Caroline Putri Anwar belum ada metode khusus yang digunakan dalam
penentuan rute, dalam penentuan rute saat ini perusahaan hanya menggunakan
perkiraan jarak, menanyakan jarak kepada supir, dan melihat jumlah permintaan
tanpa mempertimbangkan kapasitas kendaraan serta jarak tempuh dari gudang ke
lokasi yang dituju, sehingga akan berpengaruh terhadap jauhnya jarak tempuh dan
berpengaruh banyaknya penggunaan kendaraan yang berakibat pada tingginya
biaya transportasi.
Untuk membantu permasalahan pada PT Caroline Putri Anwar
Lubuklinggaupenulis lebih memilih untuk menggunakan layanan google maps
untuk menampilkan Peta Kota Lubuklinggau untuk menghitung jarak antara
pangkalan ke gudang dan dari pangkalan ke pangkalan lainnya. Dengan
menggunakan bantuangoogle maps kita dapat menghemat waktu dan biaya untuk
membangun perancangan pendistribusian, sehingga kita dapat fokus hanya pada
rute-rute pendistribusian dan saving matrix merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menentukan rute yang optimal salah satu pendekatan yang
digunakan adalahmetode saving matrix. Selain itu untuk menentukan rute mana
yang akan dituju lebih awal maka peneliti menggunakan pendekatan nearest
neighbor.
Dengan menggunakan saving matrix diperoleh total rute yang ditempuh
sama yaitu 6 rute dengan menggunakan 3 dum truk dengan kapasitas 560 tabung
gas LPG. Namun jarak tempuh menjadi berkurang dari jarak awal 171,2 Km dengan
metode saving matrix menjadi 114,264 KM per hari dengan selisih jarak
sejauh56,836 KM per hari. Dan biaya awal distribusi sebesar RP. 1.710.200 dan
dibandingkan dengan menggunakan metode saving yaitu Rp. 1.660.357,54 sehingga
xiii
xiv
selisih biaya rute awal dan rute akhir perbaikan yaitu sebesar Rp. 49.842,46 per
hari.
Jadi hasil dari penelitian yaitu jalur pengiriman gas LPG yang tepat untuk
penekanan biaya distribusi setelah dilakukan perbaikan terdapat 6 rute per hari dan
Jarak yang harus ditempuh adalah sejauh 2.856,6 KM per bulan dengan biaya
distribusi sebesar Rp. 41.508.938,5per bulan, dengan demikian perusahaan dapat
mengurangi jarak sebesar 33,2 % atau 1.423,4 KM dan dapat menghemat biaya
distribusi mencapai 3,8% atau sebesar Rp.1.648.736,5per bulan dengan
menggunakan tiga unit truk dengan kapasitas truk 560 unit Gas LPG. Maka peneliti
menyimpulkan bahwa metode saving matrix tepat untuk mengurangi biaya
distribusi agar proses distribusi barang bertambah efisien