STRATEGI OPTIMALISASI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA BENGKULU

Potensi sumberdaya alam kelautan dan perikanan tangkap di Kota
Bengkulu tergolong dalam tahapan underfishing atau memiliki manfaat cukup
besar untuk dikembangkan lagi dengan optimal. Industri perikanan tangkap di
Kota Bengkulu memiliki kendala yaitu minimnya sarana dan prasarana, masih
sederhananya armada dan teknologi penangkapan ikan, dan belum terstrukturnya
usaha penangkapan ikan serta pengolahan ikan.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah strategi dalam
optimalisasi perikanan tangkap di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian ini menggunakan sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer didapatkan melalui
wawancara, observasi, serta dokumentasi. Sedangkan, sumber data sekunder
didapatkan melalui Dinas Kelautan da Perikanan Kota maupun Provinsi
Bengkulu, UPTD PPI Pulau Baai, Badan Pusat Statistika, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, Jurnal, dan lainnya. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu teknik sampling nonprobabilitas jenis purposive sampling
dengan memilih subjek berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Adapun informan dalam penelitian ini yaitu: (1) Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Bengkulu sebanyak 1 orang; (2) Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Bengkulu sebanyak 1 orang; (3) Nelayan dengan kapal kecil (5-10 GT) sebanyak
22 orang; Nelayan dengan kapal sedang dan besar (>10 GT) sebanyak 5 orang;
UPTD PPI Pulau Baai sebanyak 1 orang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui posisi pengembangan perikanan
tangkap di Kota Bengkulu terletak pada Kuadran III yang berarti memanfaatkan
peluang untuk mengurangi/mengatasi kelemahan. Sehingga solusi yang dilakukan
adalah meminimalkan kelemahan internal sehingga berfokus pada memanfaatkan
peluang dari eksternal dengan strategi yang diterapkan yaitu Turn-Around.
Adapun rekomendasi yang ditawarkan yaitu 1) Memaksimalkan pengolahan
ikan dengan pelatihan SDM pada bidang pengolahan, dan pemasaran hasil ikan
serta membangun sentra industri pengolahan ikan, 2) Menambah kuantitas dan
kualitas sarana dan prasarana perikanan baik dari segi teknologi penangkapan,
pelabuhan perikanan, armada kapal, hingga pengawasan melalui penambahan
kapal patrol, 3) Membuat sebuah pos pembuatan SIB, SLO, SIUP, dll. di area
sentra nelayan.
ix
Kota Bengkulu belum memiliki fokus atau prioritas utama dalam
memaksimalkan potensi perikanan tangkap. Hal ini dilihat dari masih minimnya
bidang pengolahan ikan di Kota Bengkulu, belum adanya pelabuhan yang
mumpuni untuk dilakukannya ekspor secara langsung, sarana dan prasarana
perikanan tangkap yang masih terbatas dan sederhana, dan masih terdapat konflik
antar nelayan Trawl dan tradisional. Penggunaan alat tangkap Trawl pada area < 4
mil sehingga mengakibatkan pesisir laut rusak dan habis sehingga nelayan
tradisional kesulitan mencari ikan. Selain itu masih minimnya modal untuk
Nelayan. Sedangkan, biaya operasional lumayan tinggi dengan harga jual ikan
yang rendah. Untuk itu, perlu adanya lembaga resmi yang memberikan
permodalan untuk nelayan. Sehingga, pemerintah daerah diharapkan dapat
melakukan pengelolaan sektor perikanan tangkap di wilayah pesisir Kota
Bengkulu mengingat sektor ini memiliki potensi strategis untuk dikembangkan
dan kedepannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan seperti
menambah ekonomi masyarakat dan menambah peluang pekerjaan masyarakat
pesisir.