KARAKTERISASI DAN DOMESTIKASI ANGGREK ALAM DI KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN DAN HUTAN LINDUNG RAJA MANDARE KABUPATEN KAUR

Hutan di provinsi Bengkulu mengalami penurunan yang cukup besar, karena alih fungsi
hutan menjadi konsesi perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri, pertambangan dan
perladangan warga, sehingga banyak keanekaragaman hayati yang terancam punah atau
mungkin sudah punah sebelum diketahui. Karena itu dilakukan penelitian mengenai
karakterisasi dan domestikasi di Wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Hutan
Lindung Raja Mandare Kabupaten Kaur.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai dengan bulan April 2022,
karakterisasi berlokasi di wilayah Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Hutan
Lindung Raja Mandare Kabupaten Kaur dan domestikasi berlokasi di Desa Ulak Lebar
Kecamatan Muara Sahung. Pengamatan yang dilakukan menjadi 2 yakni pengamatan masa
vegetative batang (pseubulb), daun, dan akar) dan pengamatan masa generative (pembungaan,
bunga, buah, dan biji).
Eksplorasi mendapatkan 40 spesies anggrek dengan total 21 genus. Kemudian
dikarakterisasi dan didomestikasi, saat domestikasi berlangsung terdapat 27 spesies yang
bertahan hidup sedangkan 13 spesies lainnya mati. Total 27 jenis anggrek alam yang hidup
yakni dengan 13 spesies yang berbunga, 6 spesies tidak mengalami perkembangan, dan 8
spesies belum berbunga. berdasarkan hasil analisis UPGMA, kekerabatan anggrek alam
terbagi menjadi 4 kelompok besar, faktor yang menjadikan kekerabatan antar aksesi tersebut
berasal dari bentuk- bentuk morfologi anggrek yang di karakterisasi.