TINDAKAN BEDAH MAYAT (OTOPSI) YANG DILAKUKAN OLEH CALON DOKTER UNTUK PENDIDIKAN DITINJU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ADITYA GUNAWAN, RENDRA and Akhmad, Muslih and Darudin, Darudin (2017) TINDAKAN BEDAH MAYAT (OTOPSI) YANG DILAKUKAN OLEH CALON DOKTER UNTUK PENDIDIKAN DITINJU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Tesis] Text (Tesis)
SKRIPSI.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (803kB)

Abstract

Hukum Islam sangat memperhatikan hak-hak manusia, tidak terkecuali
sesudah meninggalnya. Berdasarkan hadist dapat dipahami bahwa terhadap mayat
kita dilarang menyakiti atau mengabaikannya (segera menguburkan). Menurut
Fatwa MUI Nomor 6 Tahun 2009 tentang Otopsi Jenazah, pada dasarnya
mengharamkan otopsi (otopsi forensik dan otopsi klinis), tapi kemudian
membolehkan asalkan ada kebutuhan pihak berwenang dengan syarat-syarat
tertentu. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah apakah bedah
mayat (otopsi) dibutuhkan oleh calon dokter dalam pengembangan ilmu
kedokteran yang dimilikinya? dan apakah tindakan bedah mayat (otopsi) dapat
dibenarkan menurut hukum Islam. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat
penelitian empiris. Pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan socio�legal. Populasi dan sampel yang digunakan adalah ketua Majelis Ulama Indonesia
dan 10 orang Mahasiswa Kedokteran. Data dan sumber data yang digunakan
adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data dalam penelitian hukum
empiris ini akan digunakan teknik wawancara terstruktur. Penelitian ini mengolah
data yang terkumpul dengan 3 tahap yaitu pemeriksaan data, penandaan data, dan
sistematisasi data. Analisis data yang dilakukan secara kualitatif. Untuk
pengembangan ilmu kedokteran bedah mayat (otopsi) sangatlah dibutuhkan dalam
proses pendidikan karena calon dokter harus mengetahui struktur organ tubuh
manusia baik teori dan praktik. Menurut pandangan hukum Islam bedah mayat
(otopsi) itu hukumnya mubah. Bedah mayat (otopsi) dalam hukum Islam boleh
saja dilakukan dengan syarat tidak merusak mayat tersebut karena calon dokter
harus menghormati juga jenazah atau mayat yang digunakan sebagai bahan
praktek kedokteran. Diharapkan adanya tindakan pengawasan atas tindakan
praktek bedah mayat (otopsi) yang dilakukan oleh calon dokter.
Kata Kunci : Bedah Mayat (otopsi), Hukum Islam

Item Type: Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined])
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Faculty of Law > Department of Law Science
Depositing User: Irma Rohayu, S.IPust
Date Deposited: 14 Oct 2024 03:21
Last Modified: 14 Oct 2024 03:21
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/22148

Actions (login required)

View Item
View Item

slot gacor terbaik

slot gacor terpercaya

Situs Resmi Bisawd

slot gacor 4d

Slot Terpercaya

Slot Gacor bet 200