KAJIAN MUTU DAN FINANSIAL USAHA KOPI BERAS : STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA BAPAK SUYANTO (BANDOT) DI DESA BARAT WETAN KEPAHIANG

Sentra perkebunan kopi robusta terbesar di provinsi Bengkulu berada di kabupaten
Kepahiang yang mayoritasnya adalah perkebunan kopi rakyat (PR). Perkebunan kopi rakyat
ini menjadi topangan utama bagi 30 usaha pengolahan kopi yang tersebar di enam kecamatan
di kabupaten Kepahiang sebagai penyedia bahan baku pengolahan. Salah satu pengusaha
kopi di Kepahiang yaitu Bapak Suyanto (Bandot) yang mengolah kopi beras dengan dua
jenis bahan yaitu kopi beras dari bahan kopi ceri basah dan kopi beras dari bahan kopi ceri
kering. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mutu kopi beras dan perbandingan margin
keuntungan kopi beras dari bahan kopi ceri basah dan dari bahan kopi ceri kering di Industri
Rumah Tangga Pak Bandot.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Mutu kopi beras dari bahan kopi ceri basah dan kering meliputi mutu kadar
air, kadar kotoran, lolos ayakan 6,5 mm dan 3,5 mm dan jumlah nilat cacat. Perbandingan
mutu kopi beras dari bahan kopi ceri basah dan dari bahan kopi ceri kering dapat diketahui
menggunakan uji Paired Sample T Test. Perbandingan finansial usaha kopi beras dapat
diketehui dengan menghitung biaya produksi, biaya penerimaan dan keutungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kopi beras yang diproduksi oleh Industri
Rumah Tangga Pak Bandot belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 01-2907-
2008). Mutu kopi beras dari bahan kopi ceri basah lebih baik dibandingkan dengan mutu
kopi beras dari bahan kopi ceri kering. Kopi beras dari bahan kopi ceri basah lebih
menguntungkan dibandingankan dengan kopi beras dari bahan kopi ceri kering yaitu sebesar
Rp 10.819,69/kg sedangkan kopi beras dari bahan kopi ceri kering sebesar Rp 10.258,52/kg.
Pengolahan yang baik dapat mempengaruhi mutu atau kualitas kopi yang dihasilkan,
sehingga harga kopi dapat meningkat