Siringoringo, Michael Septian and Alnopri, Alnopri and Bambang, Gonggo Murcitro (2023) PENAMPILAN AGRONOMI DAN FISIOLOGI BIBIT KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) SUMATERA UTARA PADA BERBAGAI MEDIA PUPUK KANDANG FASE MAIN NURSERY. Other thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
File Skripsi_Michael Septian Siringoringo_E1J019036 - michael siringoringo.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Tanaman kopi telah dibudidayakan sejak abad ke-16 oleh karena itu sudah tidak
asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Jenis kopi pertama ditanam di Indonesia adalah
kopi Arabika yang dibawa oleh Belanda ke Sumatera pada tahun 1699 di Kecamatan
Pekantan. Terdapat 4 jenis kopi di dunia dan yang paling banyak dikembangkan di
Indonesia yaitu jenis kopi Robusta dan kopi Arabika. Namun untuk pengembangan jenis
kopi Arabika masih sedikit. Pembibitan kopi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi kopi arabika, untuk mendapat bibit kopi arabika yang baik,
diperlukan varietas dan media tanam yang baik pula.
Penelitian bertujuan mendapatkan perbedaan penampilan agronomi dan fisiologi
terbaik varietas kopi Arabika Sumatera Utara fase main nursery, mendapatkan pupuk
kandang terbaik pada penampilan agronomi dan fisiologi varietas kopi Arabika Sumatera
Utara fase main nursery, mendapatkan kombinasi terbaik varietas kopi Arabika Sumatera
Utara dan pupuk kandang pada fase main nursery. Penelitian dilakukan dari bulan
Januari sampai April tahun 2023 di Lahan Penelitian Alnopri Coffee Centre (ACC)
Bentiring Permai, Kecamatan Muara Bangka Hulu, KotaBengkulu dengan ketinggian
±10 Mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
faktorial, yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu. Faktor pertama yaitu tujuh varietas
Kopi Sumatera Utara yakni Kopi Karo, Kopi Sidikalang, Kopi Lintong, Kopi Mandailing,
Kopi Sipirok, Kopi Tarutung dan Kopi Sigararutang. Faktor berikutnya yaitu empat
pupuk kandang terdiri atas pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, pupuk
kandang ayam dan pupuk kandang walet. Data dianalisis menggunakan analisis varian
(ANAVA) pada taraf 5%, jika berpengaruh nyata dilanjutkan uji Duncan’s Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf 5% untuk membandingkan rata-rata antara perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan Varietas kopi Sidikalang menjadi yang paling besar
dengan menghasilkan tinggi tanaman 45,44 cm, diameter batang 6,18 mm, luas daun
164,63 cm2
, kehijauan daun 62,44, dan kerapatan stomata 112,86 mm2
dibanding keenam
varietas lainnya, disusul varietas kopi Tarutung, kopi Lintong dan kopi Karo. Pemberian
pupuk kandang walet menjadi yang paling besar dengan menghasilkan tinggi tanaman
55,14 cm, diameter batang 6,53 mm, jumlah ruas 11,44, jumlah sepasang daun 11,44 helai,
iii
kehijauan daun 65,40, kerapatan stomata 126,28 mm2
, brangkasan segar 69,56 g, dan
brangkasan kering 19,91 g jika dibanding ketiga pupuk kandang lainnya.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Agroecotechnology |
Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
Date Deposited: | 14 Aug 2025 03:25 |
Last Modified: | 14 Aug 2025 03:25 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/23851 |