PENGARUH PAKAN YANG DISUPLEMENTASI KEDELAI SANGRAI (Glycine max) TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING ANGLO NUBIAN

Kambing Anglo Nubian merupakan bangsa kambing hasil persilangan antara
kambing Jamnapari dari India, kambing Nubian dari Afrika, dan kambing Inggris dari
Inggris. Persilangan antara kambing tersebut bertujuan untuk mendapatkan produksi susu
dan juga daging. Produksi susu kambing Anglo Nubian rata-rata sebesar 2,65 liter/hari
dengan masa laktasi 305 hari dalam setahun.
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi susu
kambing perah. Sebagian besar biaya produksi dialokasikan untuk biaya pakan dalam
usaha peternakan. Pemanfaatan suplementasi kacang kedelai sangrai menghasilkan
pertambahan bobot badan pada ternak cukup tinggi (105 g/hr). Kacang kedelai sangrai
menyediakan protein dan energi sekaligus, dengan respon bisa menyamai ransum yang
disuplementasi minyak ikan dan kalsium minyak jagung. Peningkatan konsumsi bahan
kering domba yang diberi kedelai sangrai menunjukkan perbaikan palatabilitas atau laju
aliran pakan.
Protein kacang kedelai sangrai tersebut terproteksi dari degradasi rumen. Proses
pemanasan seperti sangrai (roasting) menurunkan kemampuan degradasi protein dalam
rumen dan meningkatkan kandungan RUP (rumen undegradable protein) (NRC 2001).
Oleh karena itu, kedelai sangrai dapat meningkatkan nitrogen ke pasca rumen, sehingga
retensi N meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan kedelai sangrai
dalam pakan untuk produksi susu kambing Anglo Nubian. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 3 perlakuan 1 kali ulangan selama 3
periode menggunakan 3 ekor kambing Anglo Nubian betina laktasi kedua. Pelakuan yang
diberikan pada setiap ternak untuk jumlah bahan pakan berbeda. P0 sebagai kontrol tidak
diberi kedelai sangrai, P1 kedelai diberikan sebanyak 100 g, dan P2 diberikan sebanyak
200 g. Data yang diperoleh dihitung kemudian dianalisis dengan sidik ragam (Anova) dan
jika berpengaruh nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Least Significance Different
(LSD). Variabel utama yang diamati yaitu konsumsi hijauan dan konsentrat serta konsumsi
nutrisi BK, PK, SK, produksi susu dan pertambahan bobot badan. Adapun variabel
pendukung meliputi konsumsi air minum, suhu dan kelembaban lingkungan.