PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) FERMENTASI DENGAN Neurospora crassa DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS BROILER

Tanaman lokal yang berpotensi digunakan sebagai sumber protein adalah daun kelor.
Daun kelor salain mengandung protein yang tinggi yaitu 27% protein, juga mengandung βkaroten, protein, vitamin C, Kalsium, Kalium, dan antioksidan. Daun kelor memiliki
kelemahan yaitu daya cerna protein yang cukup rendah yang disebabkan oleh serat yang
tinggi, memiliki antinutrisi serta asam amino yang tidak seimbang. Mutu suatu bahan
pakan dapat ditingkatkan dengan difermentasi.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-April 2023 di kandang Commercial Zone
and Animal Laboratory (CZAL) dan Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan tepung daun
kelor fermentasi (TDKF) dengan Neurospora crassa terhadap kualitas karkas broiler.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan 5
ulangan, setiap ulangan menggunakan 8 ekor broiler. P0 : Kontrol (tanpa menggunakan
TDKF), P1 : menggunakan 5% TDKF, P2 : menggunakan 10% TDKF, dan P3 :
menggunakan 15% TDKF. Variabel yang diamati meliputi: warna karkas, berat karkas,
persentase berat karkas, meat bone ratio, cooking loss, dan drip loss. Data dianalisis
menggunakan ANOVA (Analisis of variance), apabila analisis berpengaruh nyata (P<0,05)
dilakukan uji lanjut Duncan’s multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kelor fermentasi
dengan Neurospora crassa berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap warna karkas, berat
karkas, dan persentase berat karkas, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap meat bone
ratio, cooking loss, dan drip loss.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun kelor fermentasi level 10% dan
15% dapat memperbaiki warna karkas, tetapi dapat menurunkan berat karkas, sedangkan
level 5% dapat menurunkan persentase berat karkas. Penggunaan tepung daun kelor
fermentasi sampai level 15% tidak mempengaruhi meat bone ratio, cooking loss, dan drip
loss daging broiler umur 35 hari.